Salin Artikel

Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

KOMPAS.com - Setelah kurang lebih seminggu menjadi misteri, kasus mayat dalam koper di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terkuak.

Polisi telah menangkap pria berinisial AARN, pembunuh korban RM (50). Pelaku dan korban merupakan rekan kerja di sebuah perusahaan swasta.

Ternyata, keluarga korban sempat mengobrol dengan AARN, di hari penemuan jasad korban, Kamis (25/4/2024).

Anjar Gumilar, sepupu RM (50), mengatakan, dirinya dan anak pertama korban sempat mengunjungi kantor RM, untuk bertanya soal keberadaan korban yang tak pulang ke rumah sejak Rabu (24/4/2024).

Di kantor itu, Anjar ditemui RM. Mereka sempat berbincang mengenai masalah pribadi korban. AARN bahkan sempat menyarankan Anjar agar hilangnya RM tidak dilaporkan ke polisi.

"Tapi orang tersebut langsung menyarankan supaya tidak melapor ke pihak berwajib, lebih menyuruh untuk membicarakan secara kekeluargaan terlebih dahulu,” ujarnya, Kamis (2/5/2024), dikutip dari Tribun Jabar.

Kala itu, Anjar mengaku tak curiga dengan AARN. Pasalnya, sore itu, pelaku berada di kantor saat mayat korban ditemukan di Cikarang.

AARN bahkan sempat mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban.

"Orangnya bahkan ngobrol, terus bilang ikut berbelasungkawa," ucapnya.

Menurut Anjar, AARN tak menunjukkan gelagat sebagai seorang pembunuh.

"Jadi, biasa aja, enggak menunjukkan dia punya dosa atau sudah melakukan hal jahat, tidak ada," ungkapnya.

"Yang jelas, pelaku itu masih pekerja setelah kejadian, kan pembunuhannya dilakukan Rabu sore infonya,” imbuhnya.

Kini, setelah pembunuh korban terungkap, keluarga berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya.

"Ditangkap di rumahnya keluarga istrinya, pelaku baru menikah ijab kobul pada Maret dan rencana 5 Mei 2024 mau resepsi makanya dia ke sana untuk melaksanakan resepsi," tutur Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cikarang Barat Kompol Gurnald Patiran, Kamis, dilansir dari Antara.

Selain merenggut nyawa korban, pelaku juga menggasak uang perusahaan sebesar Rp 43 juta.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan, uang itu hendak disetorkan korban ke bank.

"Korban membawa sejumlah uang perusahaan sebesar Rp 43 juta yang akan disetorkan ke bank. Uang tersebut kemudian diambil oleh tersangka," jelasnya.

Saat ini, polisi masih menyelidiki motif di balik tindak kejahatan ini.

Polisi memperkirakan, pembunuhan ini terjadi di sebuah kamar hotel di Kota Bandung, Jawa Barat.

Keberadaan pelaku dan korban di hotel itu terekam CCTV. Mereka tiba di hotel pada Rabu (24/4/2024).

Sekitar pukul 09.51 WIB, pelaku dan korban tampak memasuki kamar hotel.

Lalu, pukul 18.39 WIB, pelaku terlihat keluar kamar sambil membawa koper hitam di tangan kanan dan kantong hitam di tangan kiri.

"Betul, pembunuhannya dilakukan di Kota Bandung," terang Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung AKBP Abdul Rahman, Kamis, dilansir dari Tribun Jabar.

Abdul Rahman mengungkapkan, pihaknya masih menunggu apakah kasus pembunuhan ini bakal dilimpahkan ke Polrestabes Bandung atau tetap ditangani Polres Metro Bekasi.

"Kami masih nunggu informasi dari Polres Metro Bekasi. Sementara penanganannya di sana," tandasnya.

Mayat dalam koper ini ditemukan di semak-semak, Jalan Inspeksi Kalimalang Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (25/4/2024).

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul UPDATE Mayat dalam Koper, Keluarga Sempat Bertemu Pelaku Pembunuh RM di Kantornya; dan RM yang Mayatnya Ditemukan dalam Koper Dipastikan Dibunuh di Bandung sebelum Dibuang di Cikarang

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/02/202015778/kasus-mayat-dalam-koper-pelaku-ucapkan-belasungkawa-dan-ajak-ngobrol

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com