Salin Artikel

PDI-P, Golkar, dan PKS Sepakati Koalisi Besar di Pilkada Sumedang 2024

MoU ditandatangani oleh ketiga unsur pimpinan partai politik tersebut di Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang, Kamis (9/5/2024) sore, kemarin.

Dengan koalisi tiga partai ini, maka terbentuk koalisi besar jika merujuk pada perolehan kursi di DPRD Sumedang, yakni 25 kursi.

Di mana, Golkar sebagai partai pemenang memeroleh 10 kursi, PDI-P delapan kursi, dan PKS tujuh kursi pada Pileg Sumedang, lalu.

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumedang Atang Setiawan mengatakan, gagasan koalisi besar dilandasi keinginan bersama untuk kembali mengulang sejarah kemenangan di Pilkada Sumedang tahun 2008.

"Di kami itu ada istilah Jasmerah (Jangan melupakan sejarah), ada sejarah manis Pilkada 2008. Di mana saat itu koalisi PDI-P, Golkar, dan PKS memenangkan Pilkada."

"Insha Allah sejarah itu akan kembali terjadi di Pilkada 2024," ujar Atang kepada sejumlah wartawan usai pertemuan di kantor DPC PDI Perjuangan Sumedang.

Atang menuturkan, atas dasar sejarah, dan dengan kembali terbentuknya koalisi besar ini maka peluang untuk memenangkan Pilkada 2024 juga menjadi lebih besar.

"Untuk calon bupati/wakil bupati yang akan diusung, itu nanti akan disesuaikan dengan kebijakan tiap partai."

"Nanti akan dibahas lebih lanjut oleh tim kecil yang ditunjuk oleh masing-masing partai," tutur Atang.

Sekretaris DPD Partai Golkar Sumedang, Yogie Yaman Santosa mengatakan, pada koalisi ini, kader Partai Golkar menargetkan calon bupati. Bukan, wakil bupati.

"Tapi pada prinsipnya, dengan kembali bersatunya Golkar, PDI-P, dan PKS di Pilkada ini kami optimistis bisa kembali mengulang sejarah dengan memenangkan Pilkada 2024," ujar Yogie.

Yogie menuturkan, ketiga partai politik yang telah menandatangani MoU ini tidak menutup pintu bagi partai politik lain untuk bergabung.

"Kami tentunya masih membuka diri untuk parpol lain bergabung ke dalam koalisi besar ini, kami terbuka," tutur Yogie.

Sementara itu, Sekretaris DPW PKS Jawa Barat Ridwan Solichin menggarisbawahi, koalisi ini belum sampai pada pembahasan bakal calon bupati/wakil bupati yang akan diusung.

"Tentunya dengan koalisi besar ini potensi menangnya juga cukup besar. Tapi ini belum membahas masalah pencalonan, baru sebatas kesepakatan antar-partai."

"Nanti tentu akan ada pembahasan-pembahasan lanjutan," kata Ridwan Solichin. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/10/110934178/pdi-p-golkar-dan-pks-sepakati-koalisi-besar-di-pilkada-sumedang-2024

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com