Salin Artikel

Kisah Penjual Cilok, Keliling Bersihkan Toilet Masjid secara Sukarela

KOMPAS.com - Viral di media sosial, video seorang pemuda sedang bersih-bersih toilet dan tempat wudu di masjid.

Berkat aksi pemuda itu, toilet dan tempat wudu yang mulanya kotor, menjadi bersih.

Pria tersebut bernama Muhammad Cecep Abdullah. Kegiatan bersih-bersih masjid itu ia unggah di media sosialnya.

Cecep merupakan penjual cilok dan tahu gejrot di Sukabumi, Jawa Barat. Sebagian hasil jualan penganan tersebut dipakai membeli sabun untuk membersihkan masjid.

"Dari modal itu enggak banyak, Rp 5.000 Cecep belikan sabun," ujarnya, Jumat (10/5/2024), dikutip dari YouTube Kompas TV.

Untuk alat penggosoknya, Cecep menggunakan sikat WC dan sikat kawat.

"Alatnya itu alat rumah saja, seperti sikat WC rumah, sikat kawat yang ada di rumah. Soalnya belum mampu beli alat-alat yang mewah," ucapnya.

Ia mengatakan, aksi ini didasari kecintaannya pada kebersihan.

"Cecep senang dengan kebersihan. Kalau ngeliat kebersihan, orang-orang jadi bahagia. Kedua, supaya masyarakat bisa peduli dengan kebersihan," ungkapnya.

Hingga kini, Cecep sudah mendokumentasikan enam kegiatan membersihkan toilet masjid.

"Kalau dihitung berapa banyak (toilet masjid yang dibersihkan), insya Allah udah banyak. Cuma kalau dikontenin, ada 6. (Jumlahnya) wallahualam," tuturnya.

Di masa-masa awal perantauannya, Cecep belum memiliki pekerjaan. Ia pun terpaksa tinggal di masjid. Sewaktu tinggal di masjid, Cecep berinisiatif membersihkan toiletnya.

Cecep akhirnya mendapat pekerjaan di sebuah toko herbal. Cecep menyisihkan sebagian gajinya untuk membeli sikat kawat.

"Sikat kawat itu selalu Cecep bawa. Setiap cecep shalat, enggak harus temboknya, kalau misal ada gayung yang kotor, Cecep bersihin," jelasnya.

Karena ketekunannya itulah, Cecep juga dipekerjakan di sebuah mushala.

Singkat cerita, Cecep pulang kampung ke Sukabumi. Bermodal hasil kerja di tanah rantau, Cecep buka usaha berjualan cilok dan tahu gejrot.

Istri Cecep, Iltap Ilpanti, mengatakan, suaminya bersih-bersih masjid pada pagi hari.

"Dari pagi sampai siang bersih-bersih masjid. Dari ashar sampai jam 9 malam jualan tahu gejrot dan cilok," terangnya saat diwawancara di rumahnya.

Viralnya video aksi Cecep membersihkan toilet masjid, membuat Iltap terharu.

"Begitu tahu (videonya) meledak viral, alhamdulillah senang dan terharu," tandasnya.

Kini, dengan viralnya video tersebut, Cecep mengajak masyarakat agar semakin peduli dengan kebersihan, khusunya di masjid.

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/10/181021878/kisah-penjual-cilok-keliling-bersihkan-toilet-masjid-secara-sukarela

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com