Salin Artikel

Wisata Sejarah Pendopo Kota Bandung: Syarat, Cara Daftar, dan Jam Buka

KOMPAS.com - Pendopo Kota Bandung kembali dibuka untuk menerima kunjungan masyarakat umum yang ingin berwisata mulai Sabtu,11 Mei 2024.

Pembukaan Pendopo Kota Bandung di hari pertama mendapat sambutan antusias dari masyarakat.

Sebelumnya, Pendopo Kota Bandung juga sempat dibuka sebagai salah satu pilihan obyek wisata sejarah pada tahun 2016.

Pendopo yang terletak di depan Alun-alun Bandung ini memang telah menjadi saksi perkembangan Kota Kembang dari masa ke masa.

Berlokasi di Jalan Dalem Kaum No.56, Pendopo Kota Bandung akan menerima kunjungan masyarakat pada tiap akhir pekan selama tidak ada kegiatan besar di lokasi tersebut.

Seperti diketahui, Pendopo Kota Bandung menjadi rumah dinas bagi Wali Kota Bandung. Pendopo yang dibangun sekitar tahun dibangun pada 1811-1812 ini sempat menjadi kediaman Bupati pada jamannya.

Pembangunan pendopo ini diprakarsai oleh Bupati Bandung ke-6, Wiranatakusumah II atau Dalem Kaum yang bernama asli Raden Indrareja.

Saat ini, area pribadi yang menjadi rumah dinas bagi Wali Kota Bandung ada di bagian belakang pendopo.

Sehingga pengunjung dapat mengunjungi beberapa ruangan atau lokasi lain dan melihat beberapa peninggalan sejarah yang ada di bagian depan, salah satunya Lonceng VOC.

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Bandung, Kepala Bagian Umum Setda Kota Bandung, Syukur Sabar menyebut bahwa kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Disbudpar dan Diskominfo Kota Bandung.

Dengan dibukanya Pendopo Kota Bandung, masyarakat memiliki sebuah wisata sejarah Kota Bandung yang baru.

Lebih lanjut, Syukur menyebut nantinya wisatawan bisa mengunjungi beberapa area di Pendopo dan mempelajari sejarahnya yang telah menjadi bagian melekat dari perjalanan Kota Bandung.

Dibukanya Pendopo Kota Bandung untuk kunjungan wisata juga diharapkan bisa menarik minat masyarakat dan wisatawan untuk mengenal Kota Bandung dan sejarahnya.

Untuk bisa berkunjung, masyarakat Kota Bandung atau wisatawan dapat melakukan reservasi kunjungan secara online melalui laman https://smartcity.bandung.go.id/form/reservasi-pendopo.

Masyarakat Kota Bandung atau wisatawan dapat mendaftar selama kuota kunjungan pada hari dan tanggal yang diinginkan masih tersedia.

Dalam satu sesi kunjungan terdapat kuota sekitar 25 orang pengunjung yang nantinya akan diarahkan oleh tim dari Tourist Information Centre (TIC) Disbudpar Kota Bandung.

Selama sesi kunjungan, pengunjung akan dipandu untuk mengenai seluk-beluk Pendopo Kota Bandung beserta sejarahnya.

Saat ini kunjungan wisata sejarah ke Pendopo Kota Bandung dibuka setiap hari Sabtu dan Minggu.

Adapun jam buka Pendopo Kota Bandung dimulai sejak pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB yang dibagi menjadi empat sesi kunjungan, mulai dari pukul 09.00-10.00 WIB, 10.00-11.00 WIB, 13.00-14.00 WIB, dan 14.00-15.00 WIB.

Sumber:
instagram @ humas_bandung
bandung.go.id 
bandung.go.id
bandung.go.id 
jabar.antaranews.com

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/12/231039578/wisata-sejarah-pendopo-kota-bandung-syarat-cara-daftar-dan-jam-buka

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com