Salin Artikel

Intip Peluang Golkar dan PKS Lawan PKB di Kabupaten Bandung

Kedua partai berpeluang bersaing dalam kontestasi memerebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Bandung pada Pilkada 2024 ini.

Pengamat Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, berpendapat sosok Bupati Bandung Dadang Supriatna saat ini di-framing seolah menjadi sosok yang heroik.

Framing ini muncul lantaran Dadang dianggap mampu membawa PKB "menjuarai" pileg di Kabupaten Bandung.

Sebagai kader PKB, sosok Dadang dianggap superior, lantaran beberapa faktor, antara lain petahana yang menguasai jejaring sosial, politik, dan ekonomi.

Secara popularitas, kata Firman, Dadang lebih unggul dari non petahana.

"Kebanyakan, orang yang mencalonkan akan menghindari berhadapan dengan petahana, jadi wajar saja kalau Dadang itu tinggal menunggu partai yang mencalonkan wakil untuk dia," kata Firman saat dalam perbincangan per telepon, Rabu (15/5/2024).

Ditambah lagi, sambung Firman, PKB berhasil meroket dengan raihan 12 kursi, yang sebelumnya hanya mendapat enam kursi saja.

"Itu orang akan berfikir ulang untuk melawan calon dari PKB," kata Firman.

Kendati begitu, tak berarti Dadang tak memiliki lawan nantinya. Firman mengungkapkan partai lain seperti PKS dan Golkar berpeluang merebut kursi Bupati dan Wakil Bupati Bandung.

Menurut dia, Golkar memiliki hasrat yang kuat untuk kembali menduduki kursi eksekutif di Kabupaten Bandung, apalagi pasca dikalahkan PKB pada Pilkada 2020 lalu.

"Kita tahu Kabupaten Bandung secara tradisional itu basis Golkar, jadi itu partai bisa berpeluang nantinya," beber Firman.

Sosok Wakil Bupati Bandung seperti Sahrul Gunawan, kata dia, sangat berpeluang bersaing dengan Dadang Supriatna, mengingat popularitas Sahrul yang tinggi.

"Itu bisa menjadi hitungan melawan heroiknya Dadang Supriatna dan kesuksesan PKB," kata Firman.

Tak sampai di situ, sosok Sahrul Gunawan jelas memiliki peranan penting pada kemenangan Dadang Supriatna di Pilkada 2020 kemarin.

PKS, lanjut Firman, juga mempunyai peluang besar melawan PKB. Meski secara sosok PKS Kabupaten Bandung belum melahirkan tokoh yang bisa bersaing dengan Dadang Supriatna.

Namun, Firman menyebut PKS memiliki mesin partai yang solid dan efektif.

"Figur yang muncul di PKS Kabupaten Bandung saat ini ada Gun Gun Gunawan. Salah satu 'jualannya' adalah keunggulan mesin partai yang berjalan efektif," kata dia.

Firman berpendapat, jika kedua partai itu bergabung, kans untuk bisa merebut kursi eksekutif di Kabupaten Bandung bisa diwujudkan.

"Sahrul Gunawan bisa menjadi figur ditopang oleh mesin politik PKS dan Golkar, tentu ini bisa menjadi lawan yang lumayan berat bagi Dadang Supriatna," sebut Firman.

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/15/140554678/intip-peluang-golkar-dan-pks-lawan-pkb-di-kabupaten-bandung

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com