Salin Artikel

Menengok 3 Lokasi Pembunuhan Vina Usai 8 Tahun Berlalu

Kasus ini kembali mencuat usai film Vina: Sebelum 7 Hari, yang diadaptasi dari kasus tersebut, tayang di bioskop pada 8 Mei 2024.

Vina diperkosa dan dibunuh oleh 11 anggota geng motor. 8 dari 11 pelaku berhasil ditangkap, sementara 3 orang masih buron.

Para pelaku juga membunuh pacar Vina, Eki, yang saat itu bersama korban berboncengan sepeda motor.

Kasus pembunuhan ini berlokasi di tiga tempat. Jarak antara lokasi tidak terlalu jauh, yakni Jalan Perjuangan, Jembatan Talun, dan sebuah lahan kosong di dekat SMPN 11 Cirebon.

Dari pantauan, Rabu (15/5/2024), di Jalan Perjuangan, menjadi lokasi para pelaku melakukan pelemparan menggunakan batu saat Vina, Eki, dan teman-temannya melintas menuju Taman Sumber.

Di lokasi, terlihat sebuah bangunan sekolah dengan papan nama bagian depan yang sudah terhapus, serta tulisan nama sekolah di gapura pintu masuk yang sudah pudar.

Di depannya, berjejer beberapa pedagang dan ruko yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok hingga warung nasi.

Tampak juga sebuah ruko kosong dengan gerbang yang berkarat bertuliskan "disewakan".

Sementara, di Jembatan Talun, merupakan lokasi Vina dan Eki dipukul hingga terjatuh oleh para pelaku.

Lokasi tersebut juga menjadi tempat kedua korban dibuang. Para pelaku merekayasa kematian seolah-olah kedua korban mengalami kecelakaan.

Di sini terlihat banyak patok kayu dan rumput liar, serta pembatas jalan dari jaring besi.

Sementara, di lahan kosong di dekat SMPN 11 Cirebon, merupakan tempat Vina dan Eki dieksekusi. Di lokasi ini juga para pelaku memerkosa Vina.

Di tempat ini terasa sunyi dan sepi. Hanya warga setempat yang melintas menggunakan sepeda motor ataupun berjalan kaki.

Rumput liar  tumbuh di lahan kosong tersebut. Beberapa gambar dan tulisan di tembok membuat lokasi itu tak jauh berbeda dengan delapan tahun lalu.

Salah satu yang masih ada adalah tulisan "Bapiko".

Berharap 3 pelaku ditangkap

Kakak Vina, Marliyana, berharap, agar pihak kepolisian segera bisa menangkap tiga pelaku yang masi buron.

"Harapan keluarga sekarang adalah agar polisi segera menangkap para pelaku dan mempublikasikan wajah-wajah mereka di media," kata Marliana, Rabu (15/5/2024). 

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Inilah Tiga Lokasi Pembunuhan Vina dan Pacarnya di Cirebon, Lahan Kosong Tak Berubah setelah 8 Tahun

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/15/194440078/menengok-3-lokasi-pembunuhan-vina-usai-8-tahun-berlalu

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com