Salin Artikel

Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel di Perkampungan Bogor, Polisi Temukan 1,2 Juta Pil PCC

KOMPAS.com - Pabrik narkoba di Desa Tajur, Kelurahan Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, digerebek polisi pada Rabu (15/5/2024).

Tempat produksi barang terlarang itu berada di sebuah rumah kontrakan yang telah disewa pelaku selama tujuh bulan.

Ketua RT setempat, Jamaludin, mengatakan, pelaku mengaku kepada pengurus lingkungan dan warga bahwa dirinya membuka bengkel reparasi mesin.

"Dia izinnya bengkel, kata itu dia bilang mau servis mesin yang rusak dibawa ke sini, setelah selesai dibawalah ke pemiliknya lagi, ngomongnya seperti itu," ujarnya, Sabtu (18/5/2024), dilansir dari Tribunnews Bogor.

Otong, warga setempat, mengenal tempat itu sebagai bengkel reparasi. Ia sempat memasuki pekarangan rumah tersebut. Namun, ia tak menjumpai kejanggalan.

"Enggak ada yang namanya keliatan obat, tetap aja bengkel semua berantakan, alat-alat, mesin semua, oli juga," ucapnya.

"Saya tanya di depan itu ini mesin apa, kata dia mesin tepung buat bikin bakso. Saya nanyanya, 'Mesin ginian kan murah, Pak, masa diservis?' (Jawaban pelaku) 'Namanya juga punya orang, masa kita antepin (dibiarkan)'," ungkapnya.

Warga, kata Otong, sempat melihat pelaku menurunkan paket dari kendaraan menggunakan forklift. Pelaku mengaku isi paket itu adalah mesin, tetapi warga tak mengetahui kegunaan mesin tersebut.

Walau sempat masuk pekarangan, Otong mengaku belum pernah masuk ke rumah itu, sehingga dia tak mengetahui kondisinya di dalamnya.

Karena selama ini menganggap tempat itu adalah bengkel, Otong dan warga tak menyangka ternyata itu adalah kedok.

"Engga percaya, setelah bener ditunjukkan sama Polisi, warga disuruh masuk kalau di dalem itu bukan bengkel. Setelah itu baru percaya, kan penuh sampe truk-trukan gitu (barang bukti)," tuturnya.

Ketika menggerebek pabrik narkoba rumahan itu, polisi menemukan barang bukti sejutaan pil paracetamol, caffeine, dan carisprodol (PCC).

"Disita di mobil 15 bungkus, masing-masing berisi 1.000 butir; total 15.000 butir. Disita di pabrik 24 karung, masing-masing berisi 50 bungkus atau 1.000 butir; total 1,2 juta butir," jelas Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Metro Jaya AKBP Malvino E Yusticia dalam keterangan tertulis, Rabu, dilansir dari Antara.

Selain itu, personel Ditresnarkoba Polda Metro Jaya yang menggerebek tempat tersebut juga menemukan tiga unit mesin cetak pembuatan pil PCC, bahan-bahan kimia berupa serbuk dan cairan yang diduga merupakan prekursor (bahan baku) pembuatan pil PCC, ratusan kemasan botol kosong (tempat obat), serta puluhan kardus yang menjadi paket.

Malvino menuturkan, penggerebekan itu bermula dari tertangkapnya seorang berinisial MH (43) yang hendak mengirimkan barang terlarang ke jasa ekspedisi di Cakung, Jakarta Timur.

Saat diinterogasi polisi, MH mengaku memperoleh pil PCC dari pabrik narkoba di Citeureup.

Begitu mendapat informasi tersebut, polisi langsung bergerak ke Bogor untuk melakukan penggeledahan.

Kini, pelaku beserta barang bukti sudah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti dan diperiksa lebih intensif.

Sumber: TribunnewsBogor.com, Antara

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/19/090900878/pabrik-narkoba-berkedok-bengkel-di-perkampungan-bogor-polisi-temukan-1-2

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com