Doni disebut sebagai orang yang punya peran besar membersihkan sungai yang sempat disebut media asing sebagai "the dirtiest river on earth".
"Saya ingat waktu itu dulu, Pak Letjen Doni Monardo ditarik untuk jadi backbone di Jabar, karena tidak mungkin tanpa tentara ini bisa diselesaikan, karena keadaannya parah," kata Luhut saat peluncuran buku Citarum Harum di Bali, Senin (20/5/2024).
Sebelum upaya pembersihan Citarum, Luhut menyebut Doni masih bertugas sebagai Panglima Daerah Militer Pattimura di Maluku.
Tugas khusus untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang membuat Doni pindah tugas menjadi Panglima Daerah Militer Siliwangi di Jawa Barat sejak November 2017 sampai Maret 2018.
Ternyata, hulu sungai yang memiliki panjang 270 kilometer itu sudah dalam keadaan gundul.
Keadaan tersebut dengan cepat dibereskan oleh Doni.
"Pak Letjen Doni kebetulan senang melakukan penghijauan dan itu almarhum waktu itu bilang, kita hijaukan lalu. Saya bilang kerjakan saja deh, karena kalau itu dibiarkan, tanah longsor itu jadi masalah," cerita Luhut.
Kemudian, Doni mencetuskan program Citarum Harum. Dia pun memerintahkan penangkapan untuk pembuang limbah yang dianggap bertanggung jawab atas pencemaran Sungai Citarum.
Kini keadaan Sungai Citarum sudah membaik, meski belum bisa dikatakan sudah sepenuhnya bersih.
Air sungai yang berada di Dayeuhkolot dan Pangalengan masih kecoklatan. Sampah pun kadang masih terlihat dibawa arus setelah ada hujan deras di hulu.
Namun, warga menyatakan sungai itu tidak lagi sampai mengeluarkan bau.
Sebagai informasi, sebelum dibersihkan, Sungai Citarum sudah dalam status tercemar berat, kini statusnya tercemar ringan.
https://bandung.kompas.com/read/2024/05/21/061700478/kala-luhut-teringat-jasa-mendiang-doni-monardo-bersihkan-sungai-citarum