Salin Artikel

Kisah Gadis di Indramayu Berpenampilan Laki-laki agar Bisa Kerja Jadi Buruh Bangunan demi Sang Adik

Dia memotong pendek rambutnya agar seperti laki-laki untuk menghidupi kebutuhan adik semata wayangnya, Samsul Ramdan (15).

Sejak sang ibu meninggal beberapa bulan lalu, Sopyah hanya tinggal berdua dengan sang adik di sebuah rumah sederhana yang dibangun di tanah pemerintah yang ada di Jalan Samsu Blok Bong, Kelurahan Lemah Mekar, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.

Sementara sang ayah merantau ke luar kita untuk bekerja sebagai buruh serabutan. Namun, hasilnya masih tak mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Tinggal berdua di sini sudah satu tahun,” ujar Sopyah, Kamis (16/5/2024).

Sopyah dan adiknya pun putus sekolah karena alasan ekonomi. Selama tinggal berdua, kadang ada tetangga yang baik hati memberi mereka makanan.

Gadis 22 tahun itu pun memilih bekerja karena enggan membebani orang lain dengan kondisi yang mereka alami.

“Kalau sekarang suka ikut-ikut kerja bangunan,” ujar dia.

Ia mengaku tak masalah melakukan pekerjaan yang dianggap pekerjaan laki-laki. Jika bekerja sebagai buruh bangunan, ia akan mendapat upah hingga Rp 120.000 per hari.

Namun, pekerjaan itu tak datang setiap hari. Menurut Sopyah, ia sudah menganggur selama beberapa hari.

“Ini juga lagi enggak kerja-kerja,” ujar dia.

Karena tak memiliki uang, Sopyah dan adiknya sempat tak makan selama tiga hari. Sama dengan sang kakak, Samsul pun harus merelakan mimpi-mimpi untuk hidup lebih baik.

Di usianya yang masih muda, Samsul pun terpaksa putus sekolah. Kepada sang kakak, Samsul sempat ingin menyusul sang ayah.

Namun, Sopyah melarang adiknya karena kondisi sang ayah yang sama-sama kesulitan ekonomi.

“Bapak lagi di Kalimantan, di sana juga sama susah, makanya saya bilang sudah di sini saja, sabar dulu,” ujar dia.

Rencana sekolah dan buka tempat cuci motor

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu mendatangi Sopyah dan adiknya, Samsul, pada Selasa (16/5/2024).

Dalam pertemuan tersebut, pihak pemerintah menjanjikan Samsul Ramadan bisa kembali bersekolah ketika memasuki tahun ajaran baru.

Sementara, Sopyah memilih modal usaha agar bisa memiliki penghasilan sehari-hari yang cukup untuk dirinya dan sang adik.

Sopyah pun memahami, butuh proses bagi pemerintah untuk merealisasikan janji tersebut.

Oleh karena itu, Sopyah pun tetap berupaya mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Belakangan ini, Sopyah menjadi tukang ojek.

"Lumayan nganter-nganter jadi ojek," ujar Sopyah saat ditemui di kediamannya, Minggu (19/5/2024).

"Kalau bangunan sekarang lagi sepi, jadi apa saja pak yang dikerjakan," lanjutnya.

Jika memiliki modal, Sopyah mengaku ingin membuka usaha tempat cuci motor. Alasannya pun sederhana, Sopyah ingin memiliki pemasukan setiap harinya.

"Kalau sekarang enggak tentu, kadang-kadang dapat uang," ujar dia.

Sopyah mengaku selama ini uang yang didapatnya hanya cukup untuk makan.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Indramayu, Caridi, mengatakan sudah berbincang dengan Sopyah dan adiknya.

Samsul mengaku ingin melanjutkan sekolah. Menurut Carisi, Samsul akan pindah dari dari SMPN 4 Sindang ke SMPN 3 Sindang untuk melanjutkan pendidikan.

Sementara Sopyah Supriatin juga punya keinginan yang sama untuk sekolah.

Hanya saja, sebagai kakak, ia mengaku tidak bisa melakukan keinginan tersebut karena tetap harus jadi tulang punggung menghidupi adiknya.

Faktor usia pun menjadi alasan bagi Sopyah sehingga tidak memungkinkan untuknya kembali bersekolah.

"Sehingga, inginnya itu ia membuka usaha saja. Insya Allah untuk Sopyah kita fasilitasi untuk ikut kejar paket B dan nanti diteruskan ke kejar paket C," ujar dia.

Caridin menyampaikan, pihaknya juga akan memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan sekolah untuk Samsul, mulai dari seragam hingga peralatan sekolah lainnya.

Disdikbud Indramayu juga akan mengupayakan agar Samsul mendapat beasiswa.

Mengingat, Samsul merupakan salah satu siswa yang berprestasi di bidang olahraga panjat tebing.

"Untuk alasan keduanya tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi," ujar dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sopyah Ngojek Sambil Tunggu Janji Pemkab Indramayu, Punya Cita-cita Buka Usaha Tempat Cuci Motor

https://bandung.kompas.com/read/2024/05/21/131300178/kisah-gadis-di-indramayu-berpenampilan-laki-laki-agar-bisa-kerja-jadi-buruh

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com