Salin Artikel

Jenguk Sang Anak ke Polda Jabar, Ibu Pegi Setiawan Bawa Pisang, Telur Asin hingga Biskuit

Didampingi kuasa hukumnya, Kartini dan Lusiana membawa serta makanan favorit untuk Pegi, tersangka kasus pembunuhan Vinaa dan Eky di Cirebon pada tahun 2016.

Sejak ditangkap pada Selasa (21/5/2024), Pegi belum dikunjungi keluarganya.

Pantauan di lapangan, Kartini dan Lusiana berangkat dari kantor kuasa hukumnya di Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon pada pukul 09.30 WIB menggunakan sebuah mobil.

Dalam kunjungan kali ini, keluarga membawa makanan kesukaan Pegi, yaitu pisang dan telur asin.

Lusiana menjelaskan bahwa makanan ini dibawa sebagai bentuk dukungan moral bagi sang kakak.

"Ya hari ini saya nemenin ibu buat jenguk Pegi di Polda Jabar didampingi Bu Yanti selaku kuasa hukum. Buat jenguk, kami mempersiapkan dengan membawa makanan ringan di kantong plastik."

"Isinya ada pisang, biskuit, telur asin juga ada. Nah pisang dan telur asin ini sengaja kita bawa karena memang kesukaan Pegi," ujar Lusiana, Selasa (4/6/2024).

Ia juga mengungkapkan, kerinduannya terhadap sang kakak yang sudah lama tidak ia temui.

"Kalau saya sendiri sudah lama gak ketemu kakak saya. Tapi lupa berapa lamanya, yang jelas sudah lama. Intinya saya mendampingi ibu ke Polda Jabar karena rasa kangen kami kepada Pegi," ucapnya.

"Nanti yang ingin saya sampaikan ke Pegi, pokoknya sehat-sehat, tabah, yang kuat, semoga bisa melewati cobaan ini," tambah dia.

Tidak hanya kunjungan keluarga, Robi Setiawan, adik Pegi, juga akan menjalani pemeriksaan di Polda Jabar.

"Nah selain untuk jenguk Pegi, nanti juga kakak saya Robi Setiawan diperiksa Polda Jabar, tapi berangkatnya gak bareng, Robi nyusul sama Pak Toni selaku kuasa hukum lainnya," katanya.

Lusiana dan keluarganya berharap agar Pegi segera bebas karena mereka yakin Pegi tidak bersalah.

"Untuk harapan ke depan, semoga Pegi cepat bebas karena kami yakin Pegi tidak bersalah," ujarnya.

Selain adik dan kakaknya, Pegi juga dijenguk oleh sang ayah, Rudi Irawan.

Orangtua Pegi datang terpisah. Pertama, Rudi Irawan, ayah kandung Pegi datang lebih dulu sekitar pukul 11.20 WIB didampingi kuasa hukumnya.

Dalam kunjungannya ini, Rudi membawa beberapa pakaian dan juga makanan kesukaan Pegi.

Berselang 10 menit, datang rombongan Kartini, ibu kandung Pegi bersama kuasa hukumnya.

Kartini mengatakan, kedatangannya ke Polda Jabar ini merupakan pertemuan pertama setelah anaknya ditangkap Polisi.

Setelah menemui anaknya, Rudi menceritakan kondisi terbaru anaknya. Ia menuturkan, kondisi Pegi baik-baik saja dan mereka bertemu sekitar 40 menit.

"Sehat, Alhamdulillah. Anak-anak sehat semua," ujar Rudi, Selasa (4/6/2024).

Rudi mengaku tidak ngobrol terlalu banyak dengan anaknya. Rudi hanya memberikan dukungan agar tetap tegar dan tidak meninggalkan salat lima waktu.

"Gak ngobrol apa-apa cuma ngasih support saja, salat yang tekun," katanya.

Kartini lebih banyak menangis saat ditanyai oleh media.

Kartini hanya mengatakan bahwa anaknya tidak bersalah dan tidak melakukan pembunuhan seperti yang dituduhkan Polisi.

"Saya merasa sakit, karena anak saya tidak pernah melakukan kejahatan itu," ujar Kartini.

Menurutnya, pada 27 Agustus 2016, saat terjadi peristiwa pembuhunan Vina dan Eky, anaknya Pegi alias Perong berada di Bandung untuk bekerja.

Kartini pun berharap anaknya dapat segera dibebaskan.

"Harapannya anak saya segera dibebaskan karena anak saya tidak bersalah. Dia sedang mencari nafkah untuk adik-adiknya," kata dia.

Pegi pun sempat meminta doa kepada ibunya, agar kasus yang menyeretnya ini dapat cepat berakhir.

"Pegi ngomong mamah sabar dan tawakal mamah doain aja biar aa cepat bebas," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Orangtua Pegi Setiawan Sambangi Polda Jabar, Meski Sama-sama Menjenguk Tapi Datang Secara Terpisah

https://bandung.kompas.com/read/2024/06/05/065000878/jenguk-sang-anak-ke-polda-jabar-ibu-pegi-setiawan-bawa-pisang-telur-asin

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com