Salin Artikel

Pedagang di Pasar Sumedang Belum Tahu Ada HET Beras

Namun, para pedagang di Pasar Inpres Sumedang justru mengaku belum mengetahui adanya HET beras yang harus mengacu pada Peraturan Pemerintah.

HET beras ditetapkan dalam Surat Kepala Badan Pangan Nasional kepada stakeholder perberasan Nomor 160/TS.02.02/K/5/2024, pada tanggal 31 Mei 2024.

Di mana, HET beras lokal secara permanen untuk jenis medium yaitu Rp 12.500-13.500 per kilogram. Dari sebelumnya, Rp 10.900-11.800 per kilogram.

Sedangkan HET beras premium yang ditetapkan Pemerintah yakni Rp 15.800 per kilogram. Dari harga sebelumnya antara Rp 13.500-Rp 14.800 per kilogram.

Pemilik toko beras Dua Putra di Pasar Inpres Sumedang, H Tatang Hasan, misalnya.

Dia mengatakan, pedagang di Pasar Inpres Sumedang sampai saat ini belum menerima pemberitahuan dari Pemerintah terkait HET beras.

"Belum ada edaran atau pemberitahuan soal HET Beras dari Pemerintah," ujar Tatang kepada Kompas.com di kiosnya, Rabu (5/6/2024) pagi.

Tatang menyebutkan, harga beras premium relatif stabil di kisaran Rp 15.000 per kilogram.

"Untuk beras premium harganya masih normal Rp 15.000 per kilogram," tutur Tatang.

Tatang menyebutkan, kenaikkan harga beras terjadi untuk beras lokal atau medium, yaitu naik Rp 500 per kilogram.

"Harga beras lokal kelas tiga itu naik Rp 500 dari sebelumnya Rp 12.000 per kilogram, sekarang ini menjadi Rp 12.500 per kilogram," sebut Tatang.

"Ya, kalaupun harus mengacu ke HET dari Pemerintah, harapan kami supaya nantinya harganya itu tidak memberatkan masyarakat."

"Jadi daya belinya juga akan tetap terjaga kalau harganya normal," sambung Tatang.

Seperti pada bawang (bombay, putih, merah) yang mengalami kenaikkan signifikan.

Pemilik kios sayuran di Pasar Inpres Sumedang, Asep mengatakan, harga normal bawang merah sebelumnya di kisaran Rp 30.000 per kilogram, namun kini naik menjadi Rp 40.000 per kilogram.

Begitu pula, harga bawang putih dari sebelumnya Rp 35.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram.

"Yang paling mahal sekarang harga bawang bombay, Rp 50.000 per kilogram. Sebelumnya, kalau normal di Rp 35.000 per kilogram."

"Semua harga bawang sudah naik dari beberapa hari yang lalu," tutur Asep di kiosnya.

Sementara, untuk harga daging sapi di Pasar Inpres Sumedang saat ini masih relatif normal, yaitu di kisaran Rp 130.000-135.000 per kilogram.

Pedagang daging sapi di Pasar Inpres Sumedang, Ai Erni mengatakan, menjelang Idul Adha biasanya harga daging sapi tetap normal.

"Sampai sekarang juga masih normal di kisaran Rp 130.000-135.000 per kilogramnya."

"Daging sapi itu, biasanya suka ada kenaikkan tiap Idul Fitri, kalau Idul Adha sih biasanya normal ya," kata Ai di kiosnya.

Berbeda dengan harga daging sapi yang masih relatif normal, harga daging ayam potong justru mengalami penurunan.

Pedagang daging ayam potong di Pasar Inpres Sumedang, Paisal mengatakan, daya beli.masyarakat untuk membeli daging ayam saat ini mengalami penurunan.

"Mungkin karena pembelinya juga sekarang ini kurang, jadi harganya juga turun."

"Sekarang harganya Rp 34.000 per kilogram, kalau normalnya itu Rp 38.000 per kilogram. Jadi ada penurunan harga Rp 4.000 per kilogram," ujar Paisal di kiosnya. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/06/05/114812078/pedagang-di-pasar-sumedang-belum-tahu-ada-het-beras

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com