Ya, sebuah komunitas yang terdengar asing -wajar saja dalam kegiatan membersihkan sampah dan menjaga lingkungan di Sungai Citarum, kerja komunitas ini jauh dari publikasi dan komentar atau pujian netizen di media sosial.
Berawal dari pertemanan di bangku sekolah di SMA 20 Kota Bandung, ketujuh member Plastik Guardian itu memiliki kesadaran yang sama ihwal pelestarian Sungai Citarum.
Sadar akan kondisi Citarum, mereka lantas mencoba mencari tahu soal kegiatan-kegiatan positif yang bisa dilakukan dalam upaya pelestarian sungai.
"Ya dari kami SMA dulu, sampai sekarang kuliah kami masih suka berkegiatan di sini (Sungai Citarum), kegiatan dimulai 2023 lalu."
Begitu kata Rafli Tristansa (20), salah satu member Plastik Guardian ditemui di Sungai Citarum sektor 6, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (10/6/2024).
Meski kini, mereka sudah berkuliah di beberapa kampus yang berbeda, namun kegiatan Plastik Guardian masih terus berjalan.
Rafli mengaku, tak ingin apa yang dilakukan ia dan teman-temannya cuma untuk mencari pujian semata.
Keyakinan, bahwa apa yang mereka lakukan akan berdampak pada banyak orang, kata dia, mesti terus dipertahankan.
Hingga kini, para pemuda itu tak segan untuk menysuri wilayah atau titik Sungai Citarum yang tehalang sampah.
Meski harus kotor lantaran bermandi lumpur, bagi mereka itu merupakan konsekuensi logis dari apa yang mereka tempuh.
Memang, kata Rafli, aksinya tersebut tak banyak diketahui orang, tapi dukungan orang-orang terdekat, seperti keluarga dan teman-teman menjadi kekuatan dan penyemangat untuk terus melakukan kegiatan itu.
"Sekarang jelas masih, bahkan kami libur kuliah ya tetap terjun ke Sungai Citarum atau ke anak sungainya," ujar dia.
Tak hanya memunguti dan mengumpulkan sampah yang ada di Sungai Citarum terutama di sektor 6. Uniknya, komunitas Plastik Guardian membawa sampah yang dipungutinya untuk diolah.
Produk olahannya ada yang dijadikan pakan magot atau pupuk bagi sampah organik, ada juga yang di dijadikan paving blok, meja, hingga rak bunga.
Rafli menyadari kekurangan tenaga jika upaya membersihkan sampah di Sungai Citarum hanya dilakukan oleh tujuh orang saja.
"Sebab di satu titik sungai yang kecil saja sampahnya biasa jadi banyak karena biasanya sampah itu tak hanya di permukaan air ke dalam nya juga masih sampah," ujar dia.
Sejauh ini, komunitas Plastik Guardian kerap melibatkan pihak terkait dalam upaya pembersihan sampah di Sungai Citarum.
Ia menyebut, kerjasama dan gotong-royong perlu dilakukan agar kesadaran yang dikedepankan member Plastik Guardian bisa menular.
"Jadi kami juga bekerjasama, seperti dengan Sektor 6 Satgas Citarum Harum ini. Jadi saling membantu, paling tidak kami kebantu dengan adanya fasilitas pembersih dari mereka," ungkapnya.
Rafli menambahkan, setiap sampah yang dibawanya tidak hanya dibuang ke TPS, namun sebagian diolah di tempat pengelolaan di bawah kewenangan Sektor 6 Citarum Harum.
Beberapa barang hasil olahan seperti paving blok, pot bunga hingga maggot berhasil diciptakan untuk pertanian.
Sejauh ini, komunitas Plastik Guardian selalu mengajak siapa pun untuk terlibat dalam kegiatan yang digagasnya.
"Jadi kami itu tak ekslusif tapi inklunsif siapa saja bisa bergabung," kata dia.
Bahkan, Rafli berharap komunitas Plastik Guardian terus beregenerasi, agar semangat dan cita-cita Sungai Citarum bersih bisa terus dilanjutkan.
"Suatu saat nanti kita pasti fokus kuliah, sibuk kerja, saya berharap ada teman-teman anak muda lain yang mau ikut peduli terhadap lingkungan, paling tidak mau menyisihkan waktu lah," ungkap dia.
https://bandung.kompas.com/read/2024/06/10/133426478/plastik-guardian-komunitas-pemuda-pembersih-citarum-tanpa-eksklusivitas