Salin Artikel

Mengenal Pindang Gombyang Manyung, Makanan Khas Indramayu Terbuat dari Ikan

KOMPAS.com - Pindang Gombyang Manyung adalah makanan khas Indramayu terbuat dari ikan. 

Keberadaan makanan khas Indramayu tersebut tidak lain terkait dengan sumber laut yang melimpah di wilayah ini.

Indramayu merupakan wilayah yang berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, sehingga ikan laut mudah diperoleh di sini.

Kuliner Pindang Gombyang Manyung banyak ditemukan di rumah makan sekitar pesisir Desa Karangsong dan Desa Tambak.

Anda yang tengah melewati wilayah itu dapat mampir di salah satu rumah makan untuk mencicipi kelezatan Pindang Gombyang Manyung.   

Pindang Gombyang Manyung

Asal-usul Pindang Gombyang Manyung

Resep Pindang Gombyang Manyung telah dikuasai masyarakat setempat selama puluhan tahun yang lalu. Mereka menguasai resep tersebut secara turun temurun. 

Pindang Gombyang Manyung berbahan dasar kepala ikan manyung yang jumlahnya melimpah di Indramayu. 

Kata gombyang mengacu pada kuah yang melimpah dari kuliner ini, karena ikan dimasak seperti sup dengan kuah merendam ikan. 

Ikan manyung biasanya hanya diambil dagingnya untuk dibuat jambal ikan asin, sedangkan kepalanya dijual murah atau dibuang begitu saja. 

Para pekerja atau nelayan kemudian mengolah ikan itu menjadi masakan tradisional yang dikenal dengan gombyang manyung. 

Para nelayan memasak ikan kepala manyung terutama pada musim paceklik, saat penghasilan laut menurun. 

Kepala manyung yang dianggap remeh mampu menyelamatkan warga dari kelaparan.

Pengolahan Pindang Gombyang Manyung 

Proses memasak ikan perlu dilakukan dengan hati-hati supaya masakan tidak berbau amis atau anyir. 

Pada kepala ikan ada sekumpulan lendir yang menempel pada ingsang. Pada bagian tersebut harus dibersihkan dengan benar, karena lendir itu akan mempengaruhi rasa ikan secara keseluruhan. 

Setelah dibelah menjadi dua dan dibersihkan, ikan direbus selama dua jam dengan ketentuan airnya diganti sebanyak dua kali untuk menghilangkan aroma amis. 

Setelahnya, bambu yang antara lain  terdiri dari daun salam, sereh, kunyit, bawang merah, cabai rawit, bawang  putih, dan garam dimasukkan ke dalam masakan.

Ikan direbus hingga daging dan kulitnya terlepat dari tulangnya. 

Kepala ikan yang telah matang disajikan dalam mangkuk jumbo dengan kuah melimpah hampir tumpah. 

Hidangan tersebut ditaburi irisan tomat dan irisan daun bawang, aroma ikan langsung menggugah selera makan.  

Pindang Gombyang Manyung bercita rasa gurih dengan bumbu rempahnya dan ada rasa sedikit manis. 

Yang tidak kalah menantang adalah saat penikmat pindang gombyang manyung mengelupas bagian-bagian ikan yang tersembunyi di antara tulang kepala ikan yang strukturnya tersembunyi. 

Untuk mengambilnya, ada yang perlu mencukil dengan garpu.Jika belum berhasil, bagian ikan yang diinginkan dapat disedot dan dihisap tulang-tulangnya. 

Makanan khas ini akan selalu dirindukan, terutama bagi yang pernah mencicipinya. 

Sumber:

indramayukab.go.id

jabar.tribunnews.com

travel.kompas.com (Mohammad Hilmi Faiq)

https://bandung.kompas.com/read/2024/06/13/212055378/mengenal-pindang-gombyang-manyung-makanan-khas-indramayu-terbuat-dari-ikan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com