Salin Artikel

Penyemprotan Pupuk Cair dengan Drone Dikenalkan ke Petani di Ciparay

Pesawat nirawak itu nantinya bakal digunakan untuk menyemprotkan pupuk organik cair. 

Pantauan di lapangan, drone itu memiliki ukuran lebih besar dari pada umumnya, lebarnya mencapai 1 meter, dengan empat buah baling-baling yang berada di setiap sisi.

Drone untuk penyemprotan pupuk tidak dilengkapi kamera, tapi dilengkapi wadah untuk menampung pupuk cair serta alat untuk menyemprotkan pupuk ke arah padi. 

Para petani di Desa Ciparay tetap antusias mempelajari teknologi tersebut. 

Ridwan Sanjaya salah seorang anggota kelompok Tani Sumber Harapan mengatakan, penyemprotan pupuk organik cair dengan drone sebetulnya mempermudah pekerjaan petani. 

Apalagi, saat ini para petani kesulitan melanjutkan pekerjaanya, lantaran tak sedikit generasi muda yang enggan jadi petani. 

Selain itu, kata dia, penyemprotan pupuk menggunakan drone juga memangkas biaya buruh tani. 

"Mungkin kalau ada yang masih minat jadi petani kan biasa dibayar untuk ngasih pupuk, tapi kalau ada drone itu sebetulnya mempernudah, mengurangi cost atau biaya untuk buruh tani, karena tadi, kita para petani kesulitan mencari petani baru," ujarnya. 

Meski terbilang mempermudah, Ridwan menyebut harga dari drone tersebut masih sangat mahal, jauh dari pendapatan petani. 

"Kalau drone, katanya mah harganya Rp 150 juta. Kalau beli mah susah, atuh mahal," kata Ridwan. 

Jika harus membeli drone, Ridwan mengatakan para petani akan banyak pertimbangan. Kecuali jika tersedia tempat sewa drone penyemprot pupuk cair. 

Sejauh ini, kelompok tani di Kabupaten Bandung belum ada yang memiliki alat tersebut. Sedangkan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, masih belum memiliki skema penyewaannya. 

Ridwan menambahkan, teknologi yang menunjang proses pertanian di Kabupaten Bandung baru sampai mesin panen. Itu pun, para kelompok tani mesti menyewa. 

"Tapi kalau beli mahal, berat harganya. Paling yang sekarang sudah ada itu teknologi mesin panen, itu mah sudah ada yang sewain, itu juga mempermudah tapi kalau beli harganya Rp 500 juta lebih," kata dia. 

"Kalau di Desa Ciparay itu petani belum ada yang punya mesin panen, paling di Bojongsoang, jadi mesin panen itu kita sewa," lanjut dia. 


Sementara itu, Supervisor Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresik Eko Suroso mengatakan drone merupakan satu teknologi yang masih butuh pengembangan. 

Sejauh ini, teknologi drone di Jawa Barat masih bersifat uji coba, berbeda dengan di wilayah Jawa Timur yang sudah masuk tahap komersialisasi.

Rencananya, unit drone akan terus diperbanyak. Bahkan wilayah Jawa Barat, bakal menjadi salah satu titik prioritas pengenalan drone penyemprotan pupuk cair. 

"Memang hari ini nanti kita kembangkan jasa drone ini, nanti rencana kita akan perluas ke tingkat Nasional," kata dia saat ditemui. 

Eko menjelaskan, efektifitas penggunaan drone bisa digunakan di seluruh fase pertumbuhan padi.

Agar tidak merusak kualitas udara, lantaran pupuk cair dipastikan terbawa angin, penggunaan drone, lanjut Eko bisa disesuaikan secara teknis. 

"Nanti tinggal yang diatur adalah satu, kalau ngomong teknisnya misalnya ketinggian terbang, kemudian jenis bahan yang akan kita gunakan. Seperti tadi mungkin kita lihat yang cair ya, maka ketinggiannya minimal adalah 3,5 sampai 4 meter. Kalau nanti untuk padatan, dia menyesuaikan, juga dengan tinggi tanaman," kata dia. 

"Jadi prinsipnya sebetulnya bisa digunakan pada fase apapun, tinggal diatur ketinggian sama jenis materi nanti yang akan kita gunakan," lanjutnya. 

Dia menambahkan, penggunaan teknologi ini bisa disesuaikan sesai kebutuhan petani.

Nantinya, drone tersebut akan disiapkan sesuai dengan fase pertumbuhan padi. 

"Nanti kan kalau ini fase baru pertumbuhan awal ya, maka dia akan lebih tinggi. Ketika nanti sudah fase mendekati, fase generatif dan negatif lebih tinggi, dia terbangnya akan lebih rendah dan juga akan lebih kuat. Tinggal kita pilih nanti juga jenis dronenya, tipenya seperti apa. Nah yang kita gunakan memang tadi kita gunakan yang lebih besar, karena tadi yang kita gunakan untuk materi-materi cair," kata Eko. 

Eko membenarkan, saat ini petani dipastikan akan kesulitan jika harus membeli satu unit drone. Skema sementara, pengguna drone di sektor pertanian akan menggunakan sistem sewa. 

"Jadi targetnya nanti drone ini, kita harapkan petani itu terbiasa menggunakan teknologi. Jadi konsep kita adalah nanti kita akan ada jasa penggunaan drone. Jadi rupiah per hektare kira-kira seperti itu. Jadi tidak dibatasi kelompok taninya berapa atau luasannya berapa," ungkap dia.

https://bandung.kompas.com/read/2024/06/21/124442278/penyemprotan-pupuk-cair-dengan-drone-dikenalkan-ke-petani-di-ciparay

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com