Salin Artikel

Hutan Mati Gunung Papandayan di Garut: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

KOMPAS.com - Hutan Mati Gunung Papandayan terletak di Karamat Wangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Hutan Mati Gunung Papandayan merupakan tempat wisata unik karena tempat ini memiliki pemandangan bekas letusan gunung.

Tempat wisata Hutan Mati Gunung Papandayan dapat dinikmati oleh wisatawan dari usia anak-anak, dewasa, bahkan lansia.

Hutan Mati Gunung Papandayan

Daya Tarik Hutan Mati Gunung Papandayan

Hutan mata merupakan kawasan wisata baru yang sebelumnya merupakan lokasi terbakarnya puluhan hektar area hutan Gunung Papandaya pada erupsi 2022.

Pemandangan yang ditawarkan berupa batang-batang pohon kering tanpa daun dan pasir berwarna putih yang mengandung belerang.

Suasana hutan tersebut menumbuhkan unsur mistis namun justru terkesan unik.

Banyak pendaki maupun yang akan berkemah di Pondok Saladah menyempatkan untuk berhenti menikmati keindahaannya.

Tak lupa, mereka mengabadikan hutan serta tanaman mati tersebut melalui kamera telepon seluler ataupun kamera profesional.

Lokasi Hutan Mati Gunung Papandayan cukup tersembunyi dan jauh dari pintu masuk Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, yang berada di bawah perbukitan kawah.

Hutan Mati Gunung Papandayan dapat dijangkau dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam dari gerbang pintu masuk.

Jalur yang disediakan cukup nyaman dan aman serta terdapat pos dengan petugas penjaga, sehingga para manula juga dapat menuju hutan mati.

Sebelumnya, jalur menuju Hutan Mati Gunung Papandayan lebih panjang dengan waktu tempuh sekitar dua jam.

Dengan jalur yang baru, pengunjung tidak perlu membawa peralatan khusus apalagi tas besar, namun cukup sebotol air untuk menghilangkan rasa haus selama perjalanan.

Harga Tiket Masuk Hutan Mati Gunung Papandayan

Bagi pengunjung yang ingin menikmati wisata hutan mati akan dikenakan tiket masuk Taman Wisata Alam Gunung Papandayan sebesar Rp 20.000 weekday dan Rp 30.000 weekend.

Rute Hutan Mati Gunung Papandayan

Jarak tempuh Hutan Mati Gunung Papandayan dari pusat Kabupaten Garut sekitar 30,7 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 10 menit.

Perjalanan dapat melalui Jalan Raya Garut-Cikajang dan Jalan Kawah Papandayan.

Sumber:

twapapandayan.com

www.antaranews.com

travel.kompas.com (Penulis: Desi Intan Sari| Editor: Nabilla Tashandra)

https://bandung.kompas.com/read/2024/06/28/193424478/hutan-mati-gunung-papandayan-di-garut-daya-tarik-harga-tiket-dan-rute

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com