Salin Artikel

Situ Buleud di Purwakarta: Sejarah, Wisata, dan Rute

KOMPAS.com - Situ Buleud terletak di Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta, Kota Purwakarta, Jawa Barat.

Pada awal pembangunan, Situ Buleud sebagai sumber mata air untuk pemerintah dan masyarakat Purwakarta.

Situ Buleud yang memiliki luas sekitar 4 hektar ini saat ini juga menjadi tempat rekreasi dan terdapat air mancur.

Situ Buleud

Sejarah Situ Buleud

Pada saat Purwakarta masih berupa hutan belantara, danau itu dipercayai sebagai "pangguyangan" atau kubangan badak yang datang dari arah Simpereun dan Cikumpay.

Hal tersebutlah yang menjadi alasan patung badak terdapat di kawasan Situ Buleud.

Nama Situ Buleud berarti bentuk danau yang bulat. Karena memang bentuk danau terbut bulat dan cukup luas.

Asal-usul Situ Buleud berkaitan dengan peristiwa perpindahan ibu kota Kabupaten Karawang dari Wanayasa ke Sindangkasih.

Pembuatan Situ Buleud adalah gagasan Bupati RA Suriawinata, yang dibuat pada tahun 1830 hingga pertengahan tahun 1831.

Tujuan pembuatan Situ Buleud adalah sebagai sumber air untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat Kota Purwakarta.

Air situ juga digunakan untuk keperluan ibadah dan kegiatan di Masjid Agung.

Manfaat lainnya adalah sebagai tempat rekreasi. Untuk itu, peemrintah mendirikan bangunan tradisional sejenis gazebo sebagai tempat istirahat atau pasanggrahan.

Pembangunan Situ Buleud sebagai sarana rekreasi terkait dengan hak istimewa bupati berupa hak untuk menangkap ikan di sungai maupun di danau.

Hak istimewa tersebut merupakan gaya hidup bupati saat itu. Dimana dalam acara itu, bupati akan tinggal di pasanggrahan yang berada di tengah danau untuk melihat rakyat yang menangkap ikan.

Acara tersebut biasanya dimeriahkan dengan iringan gamelan.

Situ Buleud diperbaiki dan diperluas bersamaan dengan renovasi pendopo pada tahun 1854.

Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan situ memiliki arti penting untuk kehidupan di Kota Purwakarta. Dimana, kota tersebut merupakan wilayah yang bersuhu udara panas.

Saat ini, bangunan pasanggrahan yang berada di tengah situ telah lenyap dan acara menangkap ikan sudah tidak ada lagi.

Namun, Situ Buleud tetap menjadi landmark Kota Purwakarta.

Wisata Situ Buleud

Saat ini, Situ Buleud memiliki Taman Air Mancur Sri Baduga yang terkenal dengan keindahannya.

Air mancur yang digadang-gadang terbesar se-Asia Tenggara tersebut memiliki pertunjukan air mancur "berjoget" yang menjadi ikon Kota Purwakarta.

Air mancur setinggi enam meter tersebut akan bergerak bagaikan penari dalam sorotan lampu warna-warni di sekitar.

Pengunjung dapat menikmati keindahan air mancur setiap Sabtu malam.

Rute Situ Buleud

Jarak tempuh Situ Buleud dari Alun-alun Purwakarta sangat dekat sekitar 500 meter.

Perjalanan dapat melalui Jalan Mr Dr Kusumahatmaja, Jalan Laks Laut RE Martadinata, dan Jalan Ganda Negara.

Sumber:

regional.kompas.com (Dini Daniswari).

www.purwakartakab.go.id

travel.kompas.com(Kontributor Purwakarta: Reni Susanti)

Google Maps

https://bandung.kompas.com/read/2024/07/02/213632578/situ-buleud-di-purwakarta-sejarah-wisata-dan-rute

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com