Salin Artikel

Sampah Berserakan di Pantai Madasari, Kurangnya Tenaga Kebersihan Jadi Sebab

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Pangandaran Dedi Surachman mengatakan, pengelolaan kebersihan di Pantai Madasari saat ini sedang dalam masa transisi.

Sebelumnya, pantai ini dikelola oleh pemerintah desa, tapi mulai Januari 2024, pengelolaannya diambil alih oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

Karena masih dalam masa transisi, jumlah petugas kebersihan yang idealnya ada delapan orang, saat ini hanya ada tiga orang.

"Pantai Madasari ini dulu dikelola oleh desa. Mulai Januari 2024 dikelola Pemkab Pangandaran," kata Dedi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (4/7/2024) malam.

Karena baru tahun ini dikelola Pemkab, penganggaran sarana prasarana dan anggaran untuk tenaga kebersihan belum ada.

"Artinya tahun 2023 harus sudah ada penganggaran untuk Pantai Madasari. Ini kan baru tahun ini dikelola Pemkab, tahun 2023 Madasari belum dikelola pemkab," jelas Dedi.

Meskipun secara anggaran belum ada alokasi khusus untuk Pantai Madasari, Pemkab Pangandaran tidak tinggal diam.

"Kita tetap memperhatikan karena sudah jadi tanggung jawab DLHK," tegas Dedi.

DLHK Kabupaten Pangandaran telah mengalokasikan anggaran untuk tenaga kebersihan sebanyak tiga orang dan akan menambah dua orang lagi, sehingga total petugas kebersihan menjadi lima orang.

Namun, jumlah ini masih kurang ideal untuk luasnya Pantai Madasari yang membutuhkan minimal delapan petugas kebersihan.

Selain penambahan tenaga kebersihan, DLHK juga telah menyiapkan kontainer sampah di Pantai Madasari.

Kontainer tersebut rutin diambil dan sampahnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Untuk sarana prasarana lain seperti tong sampah, DLHK berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan agar mengeluarkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk Madasari.

"Karena kita belum ada anggaran, kita cari solusi dengan CSR ke perusahaan. Nanti dialokasikan ke Madasari," ujar Dedi.

Selain itu, sampah yang ada di Pantai Madasari disebut bukanlah sampah lokal, melainkan sampah kiriman yang terbawa arus pasang.

"Sampah tersebut terbawa arus pasang hingga ke pantai," sebut Dedi.

Sampah dari sungai terbawa ke pantai saat arus pasang, dan fenomena serupa juga pernah terjadi di Pantai Bojongsalawe, Kabupaten Pangandaran.

"Kasusnya sama seperti itu. Faktor alam," tambahnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/07/04/204829178/sampah-berserakan-di-pantai-madasari-kurangnya-tenaga-kebersihan-jadi-sebab

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com