BANDUNG, KOMPAS.com - Meski libur sekolah tengah berlangsung, pengelola obyek wisata di Bandung Selatan mengeluhkan berkurangnya tingkat pengunjung.
Agro Wisata Walini yang berada di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, misalnya, mengalami penurunan pengunjung sampai 40 persen. Padahal, libur sekolah sudah terlewati satu pekan.
"Untuk hari libur terutama jumlah wisatawan, karena mungkin ekonominya yang lagi kurang sehat, sekarang mah beda sekali sama libur yang sama dengan tahun yang lalu. Mungkin libur sekolah sekarang kurang sekali. Ada penurunan 30-40 persen," kata Humas Agro Wisata Walini, Suherman Rubiana, saat dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (9/7/2024).
Selain faktor ekonomi, Suherman menyebut, insiden kecelakaan bus di Subang yang menewaskan siswa SMA asal Depok menjadi penyebab menurunnya tingkat pengunjung dari kalangan pelajar.
Pasca-insiden itu, hampir seluruh Dinas Pendidikan di kabupaten/kota khususnya di Jawa Barat membatasi kegiatan study tour sekolah.
Itu terbukti dengan dibatalkannya rencana kunjungan 12 rombongan sekolah ke obyek wisata yang ada di Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira).
"Iya, udah booking, kalau di sini rata-rata pesan tempat acara untuk kumpul, untuk perpisahan setelah bagi rapor. Ada sekitar ada 12 rombongan yang batal, yang nggak ada izin dari dinasnya," kata dia.
Rata-rata rombongan wisatawan yang membatalkan kunjungannya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Rombongan tersebut batal pergi karena anjuran dari Dinas Pendidikan di wilayahnya, agar liburan atau seremonial perpisahan sekolah dilaksanakan di sekolah saja.
"Pengalaman kita biasanya mereka itu langganan untuk berkunjung ke lokasi yang terdapat pemandian air panas," tutur dia.
Akibatnya, beberapa fasilitas di Agro Wisata Walini, termasuk villa sepi pengunjung.
"Jadi sangat berdampak sekali, villa kita juga banyak nih yang kosong," ungkapnya.
Suherman berharap, semua sektor penunjang pariwisata bisa lebih meningkatkan profesionalitas dalam upaya memajukan sektor pariwisata.
Satu bagian penunjang pariwisata seperti Bus Pariwisata mengalami kendala, maka pengelola wisata akan terdampak langsung.
"Ya, kalau bisa mungkin untuk pemerintah, akses jalan diperbesar. Terus kalau seandainya ada lagi kecelakaan, tapi bukan berharap, kalau kita di pelaku wisata, itu sebenarnya kalau kecelakaan bis, bukan dilarang studi turnya, diperbaiki unit bisnya, pengecekannya, uji KIR-nya. Jadi seolah-olah kalau kita jatuh di toilet, jadi dilarang BAB. Seharusnya toiletnya yang diperbaiki," tutur dia.
Seharusnya, sambung dia, perusahaan bus memerhatikan hal tersebut. Begitupun Dinas Perhubungan (Dishub) yang melaksanakan uji laik kendaraan.
Seperti diketahui Agro Wisata Walini menawarkan pelbagai fasilitas liburan. Selain udara sejuk khas alam Pacira, beberapa fasilitas wisata ditawarkan seperti kolam renang air panas, kolam terapi ikan, kamar rendam tertutup, kamar rendam keluarga VIP.
Ada juga permainan anak seperti adventure, ATV, flying fox, kereta api mini, semua wahana itu hanya dibandrol dengan tiket Rp Rp 40.000.
Selain itu tempat wisata ini menyediakan villa dengan harga Rp 800 ribu hingga Rp 1,5 juta.
https://bandung.kompas.com/read/2024/07/09/133129978/libur-sekolah-pengelola-agro-wisata-walini-keluhkan-sepi-pengunjung