Salin Artikel

Partai Demokrat Umumkan Dua Kandidat Bakal Cawalkot Bandung, Tak Ada Nama Kader

Dua nama tersebut adalah Arfi Rafnialdi dan Dandan Riza Wardana. Keduanya diperkenalkan kepada seluruh kader DPC Partai Demokrat Kota Bandung dalam kegiatan Bimbingan Teknis serta Pemaparan Visi Misi Bacawalkot di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Sabtu (13/7/2024).

"Kita mengadakan pendidikan politik bagi kader dari mulai PAC sampai ranting. Semua struktur diundang dan kita undang bakal calon Wali Kota Bandung dan kita perkenalkan langsung," kata Aan Andi Purnama, saat ditemui seusai kegiatan, Sabtu sore.

Aan membenarkan jika tidak ada kader Partai Demokrat yang terjaring dari lima pendaftar. Menurut Aan, dua nama tersebut terseleksi karena kerap masuk dalam survei.

Adapun Arfi Rafnialdi merupakan Ketua Bidang Strategi Penggalangan Pemilih DPP Partai Golkar. Sementara Dandan Riza Wardana merupakan anak kelima dari Wali Kota Bandung periode 1983-1993 Almarhum H Ateng Wahyudi.

Dandan pernah tersandung masalah hukum saat menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung. Dandang tersangkut kasus pungutan liar (pungli) pelayanan perizinan dengan vonis hukuman 2 tahun penjara. Dia juga diwajibkan membayar denda Rp 50 juta subsider satu bulan penjara.

Setelah ditentukan hanya dua nama, Arfi dan Dandan diminta untuk lebih gencar lagi menyosialisasikan diri ke masyarakat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas jelang pendaftaran Pilkada Kota Bandung.

"Kami berharap Kang Arfi dan Kang Dandan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga dipertengahan Juli 2024 hasil survei sudah meningkat, " tuturnya.

Aan menambahkan, pihaknya bukan tidak mau mengutamakan kader untuk bertarung di Pilkada Kota Bandung 2024. Namun, dia mengklaim partainya mencoba fair dalam mencari calon wali kota atau wakil wali kota.

"Calon wali kota dan wakil wali kota ini kepemilikan publik, bukan soal kader internal atau bukan. Sehingga sejak awal kita membuka penjaringan untuk masyarakat umum yang ingin mendaftarkan diri menjadi calon wali kota. Kebetulan untuk saat ini yang memang bersentuhan secara langsung yang non kader, " ujarnya.

Aan mengatakan pihaknya masih menerima pendaftaran jika ada tokoh lainnya terutama kader Partai Demokrat apabila masih ada yang ingin mengikuti penjaringan.

"Tapi tidak menutup kemungkinan kerena ini proses masih berjalan kemudian ada kader mendaftar kita terima. Sebelum jadwal rekomendasi calon wali kota dan calon wakil wali kota diturunkan, " tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/07/13/195656078/partai-demokrat-umumkan-dua-kandidat-bakal-cawalkot-bandung-tak-ada-nama

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com