Salin Artikel

2 Atlet Pencak Silat Asal Bandung Lolos Ikut Ekshibisi Olimpiade Paris

BANDUNG, KOMPAS.com - Dua atlet cabang olahraga (cabor) Pencak Silat lolos mengikuti ekshibisi di Olimpiade Paris yang akan dilaksanakan pada 25-29 Juli 2024.

Kedua atlet asal Kabupaten Bandung tersebut bernama Zaen Nurdin dan Oki Oktavian.

Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bandung Yana Suryana mengatakan, jumlah atlet pencak silat dari Indonesia yang terbang ke Olimpiade mencapai 8 orang.

"Jadi empat orang di luar Jawa Barat, dan empat orang dari Jawa Barat, nah yang dari Jawa Barat itu dua orang dari Kabupaten Bandung si Oki sama Zen," katanya ditemui di kantornya di Stadion Si Jalak Harupat (SJH) Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/7/2024).

Sebelum keberangkatan, Yana menyempatkan diri bertemu keduanya di Pelatnas Jakarta.

Ia mengaku kaget dua atlet cabor pencak silat asal Kabupaten Bandung terpilih ekshibisi di Olimpiade Paris.

Kendati begitu, Yana mengaku bangga. Sebab biasanya, yang paling disorot di Olimpiade, cabor badminton.

"Saya bangga sebagai induk olahraga, kaget karena di luar prediksi, langsung saya lapor Bupati, dan saya kemarin diintruksikan ke sana. Karena yang namanya Olimpiade itu bergengsi sekalipun ini ekshibisi karena biasanya itu badminton yang paling di lihat," ujar Yana.

Keduanya, sambung Yana, merupakan atlet binaan Ikatan Pencak Sikat Indonesia (IPSI), di bawah naungan KONI.

Yana mengaku sempat melihat keduanya saat berkunjung ke Jakarta kemarin.

Menurut dia, penampilan kedua atlet tersebut cukup memukau. Mulai dari ketahanan fisik hingga performa yang terbilang baik untuk tampil di ajang sekelas Olimpiade.

"Kami kemarin melihat baik dari skill, kemampuan, ataupun dari gerakan yang diperlihatkan dan dipertontonkan langsung kemarin dipantau oleh IPSI pusat saya merasa bangga karena penampilannya sangat memukau sekali luar biasa," tuturnya.

Yana menduga, kedua atlet asal Kabupaten Bandung itu terpilih untuk tampil di ekshibisi Olimpiade Paris setelah menjuarai Pra PON lalu.

Dia berharap, usai ekshibisi di Olimpiade Paris, keduanya bisa menjadi wakil dari Jawa Barat untuk gelaran PON di Aceh nanti.

"Jadi Oki dan Zaen itu salah satu atlet yang masuk di jajaran PON Jabar yang akan berjuang nanti di PON Aceh-Sumut. Dari sekian banyak atlet yang ada mewakili Kabupaten Bandung yang kurang lebih ada 130, dua diantaarnya adalah Oki dan Zaen," beber dia.

Usia kedua atlet tersebut 25 tahun. Mereka sudah menikah. 

Yana mengaku memberi pesan kepada keduanya. Yakni langkah untuk meraih kejuaraan atau prestasi masih terbuka lebar, apalagi event internasional seperti Olimpiade memberlakukan batas usia Pencak Silat hingga 35 tahun.

Selama di Kabupaten Bandung, kedua atlet itu berlatih di perguruan silat masing-masing yang berada di bawah kendali IPSI.

"Kemarin saya ke sana untuk menjenguk, sebelum keberangkatan, ya kasih uang kadeudeuh buat mereka, kalau yang lainnya biar nanti urusan Bupati," ungkap dia.

Hari ini, sambung Yana, keduanya sedang transit di Qatar setelah pemberangkatan tadi pagi.

https://bandung.kompas.com/read/2024/07/25/170821078/2-atlet-pencak-silat-asal-bandung-lolos-ikut-ekshibisi-olimpiade-paris

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com