Salin Artikel

Pencairan Bantuan Korban Gempa Cianjur Marak Pungli

CIANJUR, KOMPAS.com – Pencairan bantuan dana stimulan tahap 4 untuk korban bencana gempabumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, marak diwarnai pungutan liar (pungli).

Praktik pungli diduga dilakukan oknum aparatur desa, oknum tim teknis, oknum perangkat RT, hingga kelompok masyarakat yang berperan sebagai perantara atau calo.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Cianjur, Nurzein, mengungkapkan hal tersebut kepada Kompas.com saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (29/7/2024) petang.

Dia mengatakan, telah menerima sejumlah laporan dari masyarakat mengenai adanya oknum yang meminta sejumlah uang sebagai syarat pencairan dana bantuan, di antaranya di Desa Rancagoong, Nagrak, dan Cibeureum.

“Besarannya bervariatif, mulai Rp 500.000 ke bawah, Rp1 juta-Rp2 juta untuk rusak sedang. Bahkan, informasi sampai ada yang Rp10 juta untuk yang (rusak) berat,” kata Nurzein, Senin petang.

Disebutkan, pungli biasanya berkaitan dengan pemberkasan dokumen pengajuan pencairan dana yang melibatkan pihak ketiga atau calo.

“Pemberkasan itu kewajiban masyarakat (penerima bantuan) bukan tim teknis atau desa. Namun, karena memang ribet, ya, banyak persyaratannya, sehingga mereka melimpahkan atau meminta bantuan pihak lain untuk mengurusnya,” ujar dia.

Karena itu, menurut Nurzein, selama bantuan memerlukan persyaratan maka sangat rentan terjadi praktik pungli.

“Bermacam-macamlah (nilainya), ada yang seikhlasnya. Tapi, ya kalau seikhlasnya Rp 2 juta, itu tidak wajar, karena akan memengaruhi kualitas bangunan,” ucap dia.

“Apalagi seperti yang kasus di Desa Cibeureum, kita menerima laporan ada oknum RT yang meminta 10 persen dari nilai pencairan. Itu kan sangat tidak wajar,” sambung dia.

Nurzein mengaku sulit meniadakan praktik pungli kaitan dengan bantuan korban gempa ini, kendati berharap banyak pada peran pengawasan dari Tim Pendamping Masyarakat (TPM) di tingkat desa.

“Sedianya kan kegiatan ini di backup TPM oleh tokoh masyarakat, kades, camat, itu harusnya,” ucap dia.

Terlepas dari hal ini, Nurzein menegaskan, penyaluran bantuan dana stimulan bagi penyintas gempa Cianjur ini sejatinya bebas dari pungutan.

“Dari awal (pencairan) tahap 1, 2, dan 3, ketika BPBD sosialisasi ke desa-desa, kita tegaskan bantuan ini tidak ada pungutan sepeser pun, bahkan meterai yang dikeluarkan harusnya disediakan oleh pemerintah. Harusnya seperti itu, tapi, ya susah,” imbuhnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/07/29/204032878/pencairan-bantuan-korban-gempa-cianjur-marak-pungli

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com