Salin Artikel

Dikejar Warga, Jambret Nekat Loncat ke Jurang Cadas Pangeran Sedalam Puluhan Meter

KOMPAS.com - Seorang penjambret nekat terjun ke jurang Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat (Jabar) usai dikejar warga, Selasa (6/8/2024) sore sekira pukul 17.00 Wib.

Polisi membenarkan informasi tersebut dan pria itu ditemukan selamat di dasar jurang. Menurut polisi, penjambret itu tepergok warga saat beraksi di dalam angkutan umum elf dan berusaha kabur. 

"Ya ditangkap di dasar jurang, sekitar 100 meter, masih diduga jambret," kata anggota Polsek Pamulihan, Bripka Robby, dilansir dari Tribunnews.com. 

Hal senada juga diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Atang Sutarno. 

Atang menuturkan, pria terduga jambret itu hanya mengalami luka ringan dan sudah diamankan di Mapolsek Pamulihan. 

"Personel kami langsung ke lokasi setelah menerima informasi adanya orang yang lompat ke jurang di Cadas Pangeran. Kondisinya selamat, dan sudah diamankan di Mapolsek (Pamulihan)," ujar Atang kepada Kompas.com melalui telepon, Senin sore.

Kesaksian warga 

Ai Hikmah (35), salah satu saksi yang merupakan pemilik warung di sekitar lokasi menceritakan, saat itu dirinya berada di warung lalu mendengar suara keributan. 

Dia pun segera keluar dan ternyata ada seorang pria berbaju hitam dikejar warga. Ai pun mengenal orang-orang yang berkerumun dan mengejar pria yang loncat ke jurang Cadas Pangeran.

Warga yang mengejar pria tersebut adalah para penarik ojek yang biasa mangkal tidak jauh dari warungnya. Tapi, Ai tak mengenal sosok pria yang locat ke jurang Cadas Pangeran.

"Lari dikejar ojeg (ojek), saya kira dia (pengemudi) mobil yang nabrak, dia malah loncat," kata Ai dilansir dari Tribun Jabar.id.

Ai melihat pria yang dikejar itu menggenggam tas berwarna biru. Diduga pria tersebut merupakan penjambret.

"Tas warna biru, tas hungkul (saja). Yang kejar ada 5 orang, langsung turun ke bawah, waktu kejadian saya lagi di warung," ucapnya.

Luka di tangan

Sementara itu, seorang pemancing yang kebetulan berada di sungai juga membenarkan ada kejadian itu. 

Pemancing Bernama Warta (70) alias Pak Kumis itu mengatakan, saat dirinya sedang memancin ada pria meloncat ke Sungai Cipeles.

Melihat sesuatu jatuh di depannya, Pak Kumis lantas beranjak dari tempatnya memancing. Saat itu dirinya melihat pria tersebut alami luka di bagian tangan, namun selamat. 

"Tangannya ada luka. Katanya sih dia orang Tasikmalaya," katanya. 

(Penulis: Aam Aminullah | Editor: Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Pria Loncat Ke Dasar Jurang Cadas Pangeran Sedalam 70 Meter Hindari Kejaran Warga, Ini Kronologisnya

https://bandung.kompas.com/read/2024/08/07/160339578/dikejar-warga-jambret-nekat-loncat-ke-jurang-cadas-pangeran-sedalam-puluhan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com