Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes dan permintaan kepada pemerintah daerah Sukabumi, Jawa Barat, untuk membatasi jam operasional atau menarik penumpang dari transportasi online.
Ridwan (38), ketua kelompok kerja unit (KKU) sopir angkot jurusan Sukaraja-Pasar Pelita, menjelaskan bahwa para sopir mengalami penurunan pendapatan sejak kemunculan transportasi online di Sukabumi.
"Pendapatan angkot Sukaraja-Pasar Pelita anjlok, dari Rp 350.000 menjadi Rp 150.000 kotor per hari, belum dikurangi bensin dan setor," ungkap Ridwan saat ditemui di Jalan R.A. Kosasih, Sukabumi.
Ridwan mengklaim, sekitar 270 angkot jurusan Sukaraja-Pasar Pelita berpartisipasi dalam aksi mogok tersebut, yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB.
Aksi ini bertujuan untuk menarik perhatian pemerintah daerah agar segera menanggapi tuntutan mereka.
Selain angkot Sukaraja-Pasar Pelita, sopir angkot dari rute lain juga terlihat menurunkan penumpang di tengah jalan sebagai bentuk solidaritas.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari protes serupa yang dilakukan oleh sopir dari rute lainnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Sukabumi, Imran Wardhani, membenarkan adanya aksi mogok massal oleh para sopir angkot.
Imran akan menampung aspirasi para sopir dan berkomunikasi dengan pihak aplikator transportasi online.
"Kami akan menyampaikan aspirasi mereka dan melakukan rapat lanjutan dengan pihak terkait," kata Imran dalam keterangan yang diterima oleh Kompas.com.
https://bandung.kompas.com/read/2024/08/12/121022378/protes-transportasi-online-sopir-angkot-di-sukabumi-gelar-mogok-massal