Salin Artikel

Venue Konser Sheila On 7 di Bandung Belum Jelas, Penyelenggara Angkat Bicara

BANDUNG, KOMPAS.com - Konser grup band Sheila on 7 bertajuk 'Tunggu Aku di' Bandung yang rencananya akan digelar September 2024, hingga kini belum jelas lokasinya.

Awalnya, konser tersebut akan digelar di Stadion Siliwangi, Kota Bandung. Namun kemudian, venue berpindah ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kota Bandung, agar daya tampung penonton bisa ditambah. 

Namun rupanya, izin dan sewa menyewa Stadion GBLA yang tengah direnovasi ini mandek. Informasi tersebut disampaikan  PT Persib Bandung (PBB) Bermartabat selaku pengelola Stadion GBLA. 

PT PBB rencananya akan memprioritaskan stadion untuk home base Persib Bandung dalam kompetisi Liga 1. 

PositiVibe Communication selaku pihak penyelenggara bersama promotor Antara Suara mengaku masih terus mengupayakan agar konser Tunggu Aku di Bandung bisa tetap digelar.

"Hingga saat ini kami bersama promotor (Antara Suara) masih terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait. Promotor memastikan akan terus berupaya konser Sheila on 7 “Tunggu Aku Di" Bandung terselenggara sesuai rencana," kata Nizam Wahyu Ardhika, Chief Executive PositiVibe Group dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (13/8/2024).

Nizam menambahkan, konser grup musik Sheila on 7 yang sebelumnya telah sukses digelar di stadion-stadion di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan dampak positif untuk daerah daerah tersebut dan hal positif tersebut diyakini juga akan terjadi di Kota Bandung.

"Kami meyakini bahwa ‘Tunggu Aku Di’ edisi Samarinda bisa menjadi case study bagaimana konser yang kami laksanakan di stadion bisa terlaksana dengan baik. Bahkan memberikan dampak secara nyata di sektor UMKM, perhotelan, dan pariwisata. Sebagaimana konser berbagai musisi dalam dan luar negeri yang juga lazim digelar di Stadion, " ungkapnya.

Promotor dalam menjalankan kegiatan usahanya, sambung dia, selalu berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dan sesuai standar prosedur yang dimiliki. 

"Ini untuk memberikan layanan terbaik kepada seluruh masyarakat untuk mencegah timbulnya kekeliruan serta menghindari adanya disinformasi, " tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Konser Sheila on 7 "Tunggu Aku Di" Bandung tanggal 28 September berpindah dari Stadion Siliwangi ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Promotor konser Antara Suara telah menjual tiket untuk konser denah Stadion GBLA pada  19 Juli 2024.

Sebelumnya, juga telah dilakukan penjualan tiket denah Stadion Siliwangi pada 1 Mei. Pada dua sesi penjualan tersebut, tiket ludes terjual.

Namun, bagi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB)—sebagai pengelola baru GBLA per 3 Juli—penunjukan stadion yang terletak di Kecamatan Gedebage Bandung itu diduga tidak valid.

Ada dugaan klaim sepihak dari promotor konser, yang disampaikan Komisaris PT PBB Umuh Muchtar

Dia mengatakan GBLA tidak akan dipakai sebagai tempat konser musik untuk saat ini. "Enggak ada lapang GBLA dipakai konser, itu bohong, tidak ada. Tidak ada konser, GBLA kami urus dan semuanya untuk kebaikan Persib," kata Umuh pada Minggu (4/8/2024).

Stadion yang akan menjadi markas Persib di Liga 1 2024-2025 itu kini tengah dalam tahap renovasi.

Umuh menegaskan konser Sheila on 7 di GBLA tidak benar sesuai informasi yang ia terima.

"Tidak ada. Kalau ada lagi berita-berita itu hoax, bohong tidak ada, saya tegaskan," kata Umuh.

https://bandung.kompas.com/read/2024/08/13/162619878/venue-konser-sheila-on-7-di-bandung-belum-jelas-penyelenggara-angkat-bicara

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com