Salin Artikel

Tawuran yang Tewaskan Remaja di Bogor Berawal dari Knalpot Brong

BOGOR, KOMPAS.com - Aksi tawuran antarkelompok remaja yang terjadi di Kampung Cipanggulan, Desa Candali, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/8/2024), berawal dari masalah suara knalpot brong.

Tawuran itu mengakibatkan seorang remaja bernama Romli (18) tewas setelah menderita luka bacok di punggung. Korban merupakan warga Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Kapolsek Rancabungur, Ipda Azis Hidayat mengatakan, tawuran antarremaja kampung tersebut berasal dari dua kelompok. Mereka kemudian saling menantang berkelahi.

Salah satu yang terlibat lalu mengirimkan pesan melalui media sosial untuk bertemu tawuran di lokasi.

"Ya biasalah itu karena anak-anak di situ merasa bising. Mereka sempat berjanjian di medsos IG untuk tawuran di lokasi situ," ujar Ipda Azis saat dihubungi, Minggu.

Selain karena knalpot brong, faktor lain pemicu tawuran ini adalah aksi tawuran yang sudah sering di daerah itu.

Menurut dia, tawuran antarkampung di daerah tersebut bukan kali pertama terjadi. Kali ini, tawuran justru memakan korban jiwa.

"Memang sudah sering terjadi dari dulu, turun temurun sering tawuran. Jadi itu tawuran antar kampung dan sering terjadi di kampung itu," kata Azis.

Adapun dua kelompok remaja kampung itu yakni kelompok Kampung Pok Tua Kecamatan Kemang dengan kelompok remaja Kampung Candali Kecamatan Rancabungur.

Azis menyebut, masing-masing kelompok berjumlah 20 orang remaja laki-laki yang janjian untuk tawuran menggunakan celurit.

"Pada saat pelaksanaan tawuran, satu orang dari kelompok Kampung Pok Tua menjadi korban (dibacok) dan mendapat luka robek di bagian punggung," ucapnya.

Setelahnya, korban ditemukan oleh warga yang sedang berada di sekitar lokasi. Korban pun dievakuasi ke rumah sakit.

Nahas, saat dalam perjalanan menuju rumah sakit itu korban dinyatakan meninggal dunia.

"Masing-masing kelompoknya itu banyak ya. Cuman setelah kejadian itu mereka langsung berpencar (kabur)," tuturnya.

Dalam kasus tersebut, polisi mengamankan enam remaja yang terlibat tawuran. Mereka sedang diperiksa di kantor polisi.

Selain itu, polisi juga menyita barang bukti berupa celurit yang ditemukan di lokasi kejadian.

Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang membacok korban.

"(Yang membacok?) indikasinya sementara hanya 1 orang yang melakukan. Untuk pelaku masih dalam pengejaran oleh anggota di lapangan dan kami menyarankan agar menyerahkan diri," jelas Azis.

Diberitakan sebelumnya, tawuran antarkelompok remaja pecah di Kampung Cipanggulan, Desa Candali, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (18/8/2024).

Akibat tawuran tersebut, satu remaja bernama Romli (18) tewas setelah menderita luka bacok.

"Terjadi aksi tawuran remaja menggunakan senjata tajam (sajam) dan mengakibatkan 1 orang korban meninggal dunia sekitar jam 4.20 WIB," ujar Kapolsek Rancabungur Ipda Azis Hidayat melalui keterangan tertulisnya, Minggu.

Mendapat laporan tawuran itu, pihak kepolisian langsung mengecek ke lokasi dan memeriksa sejumlah saksi. Polisi juga menyita barang bukti satu buah celurit.

Romli mengalami luka robek di bagian punggung akibat dibacok senjata tajam jenis celurit.

Menurut Azis, korban meninggal dunia ketika dalam perjalanan ke Rumah Sakit Sentosa, Kemang.

https://bandung.kompas.com/read/2024/08/18/215535278/tawuran-yang-tewaskan-remaja-di-bogor-berawal-dari-knalpot-brong

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com