Salin Artikel

Pria Dibacok Begal di Bogor, Alami Luka Parah dan Motor Raib

BOGOR, KOMPAS.com - Seorang pria berinisial A (22) menjadi korban pembacokan komplotan begal saat melintas di Jalan Kampung Ciuncal, Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kejadian tersebut terjadi saat korban sedang mengendarai sepeda motor Honda Beat Street warna hitam.

Akibat kejadian itu, korban mendapatkan luka parah di kepala dan punggungnya. Korban juga harus rela kehilangan motornya.

"Kita sudah ke TKP, menindaklanjuti adanya tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang terjadi pada Senin pukul 02.35 WIB di Kampung Ciuncal, Desa Situsari, Cileungsi," kata Kapolsek Cileungsi, Kompol Wahyu Maduransyah saat dikonfirmasi, Jumat (30/8/2024).

Korban Tergeletak di Pinggir Jalan

Pada malam kejadian, korban diketahui hendak pulang ke rumahnya di Kampung Ciuncal. Namun, jalan yang dilintasi korban pada malam itu sepi.

Saat melintas di lokasi kejadian, ia diadang komplotan begal. Salah satu begal kemudian mendekat dan mengayunkan senjata tajam ke arah kepala dan punggung hingga korban terjatuh.

Setelah membacok korban, pelaku kabur membawa motor Honda Beat tersebut.

Beruntung, ada warga sekitar yang melintas dan melihat korban tergeletak dalam kondisi mengenaskan. Saksi segera menolong korban dan membawanya ke RSUD Cileungsi.

"Ada dua saksi yang melihat korban sudah tergeletak di pinggir jalan akibat luka bacok. Saat itu, saksi pulang ngopi di warkop dan sempat curiga melihat pemotor melaju sangat kencang membawa celurit," tutur Kompol Wahyu.

Wahyu memastikan saat ini dua pelaku telah berhasil ditangkap di daerah Bekasi. Kedua pelaku berinisial FA (22) dan DA (24) diamankan beserta barang bukti satu unit motor Honda Beat Street dan sebilah celurit.

"FA dan DA diamankan ketika sedang mengendarai motor curian dan mau menjualnya ke daerah Ciracas, Jakarta Timur," jelas Wahyu.

Kepada penyidik, kedua pelaku mengakui perbuatannya dan menyebutkan bahwa aksi begal tersebut melibatkan enam orang.

Polsek Cileungsi masih terus melakukan pengembangan untuk menangkap pelaku lain yang masih buron. Kini, empat orang pelaku lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Empat pelaku lainnya masih dalam pengejaran, tapi akan kita proses sampai tuntas," ucap Wahyu.

https://bandung.kompas.com/read/2024/08/30/213300578/pria-dibacok-begal-di-bogor-alami-luka-parah-dan-motor-raib

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com