KOMPAS.com - Siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ditetapkan di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar).
Status tersebut ditetapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung di tengah musim kemarau yang disebut akan berlangsung hingga Oktober 2024.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama mengatakan, semua pihak perlu melakukan koordinasi monitoring dan evaluasi penanganan dalam menghadapi potensi bencana ini.
"Kami berharap saat terjadi bencana kekeringan serta kebakaran lahan dan hutan bisa langsung segera menghubungi BPBD Kabupaten Bandung," kata Uka, Minggu (1/9/2024), dikutip dari TribunJabar.id.
"Supaya kami bisa segera merespons dan menindaklanjuti untuk penanganan bencana dalam upaya mengurangi risiko bencana," sambungnya.
Dengan begitu, dia menjelaskan, dampak bencana bisa diminimalisasi. Pasalnya, bila penanganannya terlambat, masyarakat dapat mengalami kerugian materi atau bahkan adanya korban jiwa.
"Sebab, jika lambat melaporkan kebencanaan akan berdampak pada kerugian materi maupun korban jiwa serta dampak buruk lainnya yang tidak diharapkan," ujar Uka.
Dia mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan langkah penanggulangan dampak bencana kekeringan serta karhutla di Kabupaten Bandung.
Salah satunya, ungkap Uka, mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa di Kabupaten Bandung yang mulai mengalami kekurangan air bersih akibat musim kemarau.
"Dengan harapan kebutuhan air bersih masyarakat bisa tertanggulangi untuk sementara waktu saat memasuki musim kemarau," ucap Uka.
Meski begitu, Uka tetap mengimbau kepada masyarakat agar menghemat air bersih selama musim kemarau.
"Lebih penting lagi masyarakat jangan melakukan pembakaran semak belukar saat melakukan pembukaan lahan pertanian, karena hal itu akan berdampak sangat fatal terhadap ancaman potensi kebakaran hutan dan lahan," tandasnya.
Upaya BPBD Jabar
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pelaksana BPBD Jabar, Anne Hermadianne Adnan menambahkan, ada berbagai upaya yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah dampak bencana selama musim kemarau, seperti menjaga sumber mata air dan tidak merusak hutan atau cagar alam.
Dalam konteks pertanian, lanjutnya, warga bisa memanfaatkan mulsa atau penutup tanaman untuk menjaga kelembapan tanah, serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
“Untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan membuat penampungan air hujan di sekitar pekarangan rumah,” papar Anne.
Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat meminta masyarakat segera melaporkan kepada pihak berwenang jika wilayahnya mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.
"Jangan lupa simak info terkini di radio, televisi, media online, dan sumber informasi resmi dari pemerintah terkait kemungkinan adanya informasi yang dibutuhkan masyarakat,” pungkasnya.
https://bandung.kompas.com/read/2024/09/01/133004178/kabupaten-bandung-siaga-kekeringan-dan-karhutla-bpbd-minta-warga-hemat-air