Salin Artikel

Remaja yang Tewas Usai Muntah Darah di Puncak Bogor Diduga Korban "Bullying"

Adapun korban mengalami luka lebam di bagian kepala hingga mengakibatkan meninggal dunia sehari setelah kejadian, Kamis (5/9/2024).

Hal ini diketahui usai polisi mendalami penyebab kematian korban dan motif di balik kasus penganiayaan tersebut.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bogor, Ipda Ndaru Cahya Diana mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi untuk menghimpun keterangan saksi serta mengamankan barang bukti pakaian dan ponsel.

"Unit PPA Sat Reskrim Polres Bogor menindaklanjuti kasus remaja (Ridwan) yang diduga korban penganiayaan akibat perundungan, hingga mengakibatkan kehilangan nyawa di RSUD Ciawi," kata Ipda Diana dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2024).

Berdasarkan hasil olah TKP, korban diduga di-bully teman-temannya sebelum dianiaya di wilayah Cisarua, Puncak.

"Setelah mendatangi TKP serta mencari saksi beserta barang bukti Satreskrim Polres Bogor sampai pada kesimpulan bahwa korban dirundung oleh salah satu temannya berinisial KOS," ujar Diana.

Motif pelaku mengajak korban bertemu teman-temannya sesama pelajar di wilayah Puncak.

Setibanya di lokasi, korban lalu dipukuli oleh para pelaku hingga tak berdaya atau hampir tidak sadarkan diri.

"Motif pelaku yaitu mengajak korban bertemu teman-teman sesama pelajar, setelah sampai di lokasi, korban dipukuli oleh pelaku (KOS) dan terduga lainnya sehingga mendapatkan luka di kepala," ucapnya.

Saat korban tak berdaya karena muntah darah, pelaku menuntunnya sampai ke Pasar Cisarua.

Tak lama setelah itu, korban dijemput oleh orangtuanya dan langsung dilarikan ke RSUD Ciawi karena muntah darah.

Namun, saat tiba di RSUD Ciawi, nyawa korban tak tertolong. Ia dinyatakan meninggal dunia.

"Korban sempat dituntun oleh pelaku, sebelum dijemput orangtuanya untuk dibawa ke rumah sakit, dan dinyatakan meninggal dunia di RSUD Ciawi pada Kamis," tuturnya.

Hasil pemeriksaan diketahui bahwa korban mengalami luka lebam di bagian kepalanya.

Korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta, guna dilakukan otopsi atau pengecekan seluruh bagian tubuh korban.

Kini, penyidik kepolisian masih berupaya menelusuri keberadaan pelaku di sekolahnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku menghilang setelah menganiaya korban.

"Saat ini pihak kepolisian masih mencari keberadaan pelaku dan terduga pelaku lainnya," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ridwan tewas setelah diduga dianiaya oleh sejumlah temannya di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.

Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu (4/9/2024) sekitar pukul 18.30 WIB tepatnya di Cisarua, Kabupaten Bogor.

Kapolsek Megamendung AKP Dedi Hermawan mengatakan bahwa korban awalnya ditemukan dalam kondisi muntah darah.

Namun sehari kemudian, korban dinyatakan meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi.

"Berdasarkan keterangan orangtuanya, saat ditemukan korban dalam kondisi muntah darah. Kemudian, korban dilarikan ke klinik 24 jam karena kondisi semakin memburuk hingga akhirnya dibawa ke RSUD Ciawi," ujar Dedi melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (7/9/2024)

https://bandung.kompas.com/read/2024/09/07/212255578/remaja-yang-tewas-usai-muntah-darah-di-puncak-bogor-diduga-korban-bullying

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com