Hujan yang mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa malam menyebabkan beberapa rumah warga terendam air.
Di Kampung Bojongsalak RW 22 RT 06, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, ketinggian air mencapai dada orang dewasa, yaitu 1,2 meter.
Diperkirakan air mulai naik ke rumah warga sejak pukul 07.00 WIB.
Sementara itu, di Kampung Cijagra, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, rumah warga di RW 10 juga terendam akibat luapan sungai Cikapundung.
Mayoritas warga memilih untuk bertahan di rumah masing-masing, mengingat tidak adanya lokasi untuk evakuasi sementara.
Ketua RT 07, Uus Rohendi (57), menjelaskan bahwa air dari sungai Cikapundung mulai memasuki rumah warga pada Selasa malam pukul 01.00 WIB.
"Ini banjir tahunan, kalau musim hujan ya kaya gini, ini mah kiriman dari Kota Bandung dan Majalaya," kata Uus saat ditemui di lokasi.
Ia mengaku bahwa warga RW 10 kaget karena air tiba-tiba datang, meskipun cuaca sebelumnya masih cerah.
"Memang kemarin hujan tapi tidak terlalu besar, mungkin yang di Kota hujannya lebih besar dan lama, jadi ya ke sini gede airnya," ungkapnya.
Uus juga menambahkan bahwa warga memilih bertahan di rumah karena tidak ada lokasi pengungsian yang tersedia.
Berbeda dengan beberapa tahun lalu, Uus mengingatkan bahwa masih ada warga yang bersedia menyediakan halaman rumahnya sebagai tempat pengungsian.
"Yang dibutuhkan sekarang itu tenda darurat untuk mengungsi, kemudian pasokan makanan. Kalau soal eksekusi, seperti kompor dan lain sebagainya, kita masih bisa mandiri untuk melewati banjir," ujarnya.
Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan di beberapa titik lokasi banjir.
Informasi yang diterima BPBD menyebutkan bahwa terdapat beberapa lokasi banjir, termasuk Kecamatan Bojongsoang, Kecamatan Baleendah, Kecamatan Dayeuhkolot, dan Kecamatan Katapang.
"Memang lokasi itu jadi titik banjir, tapi sejauh ini informasinya tidak terlalu besar," kata Uka.
Ia mengeklaim bahwa banjir tidak memutus arus lalu lintas kendaraan roda dua dan empat.
Uka juga menambahkan bahwa menurut penjelasan BMKG, saat ini masih berada di musim kemarau.
Namun, perubahan kondisi cuaca seringkali terjadi dan perlu diwaspadai.
"Kalau melihat agenda kebencanaan, musim hujan diperkirakan akan terjadi bulan Oktober-November," jelasnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap waspada selama perjalanan, khususnya saat musim hujan.
Selain itu, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai diharapkan berhati-hati terhadap potensi hujan besar.
"Semua sama-sama mewaspadai di lingkungan masing-masing dan diharapkan saluran air agar dilakukan pembersihan sampah agar tidak tersumbat," tutup Uka.
https://bandung.kompas.com/read/2024/09/11/154912178/4-kecamatan-di-bandung-terendam-banjir-warga-pilih-bertahan