Salin Artikel

Survei Indikator Pilkada Jabar, Ahmad Syaikhu dan Dedi Mulyadi Dapat Limpahan Suara Ridwan Kamil

Survei ini dilakukan pada 2-8 September 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang diambil melalui metode simple random sampling.

Dengan margin of error sekitar ± 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen, responden berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Di Pilkada Jawa Barat 2024, empat pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang bertarung adalah Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.

Survei INDIKATOR menunjukkan bahwa 81,7 persen responden sudah mengetahui bahwa Pilkada Jawa Barat akan dilaksanakan pada November 2024.

Dalam simulasi 8 nama calon tanpa menyebut pasangan calon, Dedi Mulyadi memimpin dengan 74 persen suara, diikuti oleh Ahmad Syaikhu dengan 10,2 persen.

Acep Adang dan Jeje Wiradinata masing-masing memperoleh 1,9 persen suara, sedangkan 9,1 persen responden belum menjawab.

Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama INDIKATOR, mengatakan bahwa absennya Ridwan Kamil dari Pilkada kali ini menguntungkan Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu, yang menunjukkan lonjakan signifikan dalam popularitas dan elektabilitas mereka.

"Setelah penutupan pendaftaran di KPU, warga Jawa Barat terutama pendukung Ridwan Kamil sudah tahu bahwa junjungannya tidak maju. Itu terlihat dari pendukungnya yang tinggal 2,4 persen, pendukung Ridwan Kamil lari ke Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu," ungkap Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/9/2024).

Pada simulasi empat pasangan calon, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh dengan 77,8 persen dukungan, sementara Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie berada di posisi kedua dengan 10,8 persen.

Burhanuddin menjelaskan bahwa popularitas Dedi Mulyadi mendominasi terutama karena ia jauh lebih dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dibandingkan calon lainnya. Selain itu, tingkat kesukaan masyarakat terhadap Dedi juga lebih tinggi.

"Dedi Mulyadi unggul terutama karena hingga sejauh ini ia jauh lebih populer ketimbang para pesaingnya. Selain paling banyak dikenal warga, Dedi Mulyadi juga memiliki tingkat kedisukaan yang jauh lebih tinggi," tuturnya.

Pasangan Dedi-Erwan juga unggul di hampir setiap segmen demografi pemilih dan di sebagian besar wilayah Jawa Barat, kecuali Kota Banjar dan Kota Bekasi, di mana pasangan Syaikhu-Ilham lebih kuat.

"Menurut basis politik, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan dominan di hampir setiap basis pendukung partai kecuali basis PKS yang dominan kepada Syaikhu – Ilham Habibie dan di tiap basis pendukung Pilpres 2024 yang lalu. Pembelahan besar terjadi pada basis Anies – Muhaimin, terutama kepada pasangan Syaikhu – Ilham," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/09/12/171825378/survei-indikator-pilkada-jabar-ahmad-syaikhu-dan-dedi-mulyadi-dapat-limpahan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com