Salin Artikel

Kronologi Pembunuhan Mayat Terbungkus Seprai, Berawal dari Perselingkuhan

Jasad korban sebelumnya ditemukan terbungkus seprai di bawah jembatan Desa Way Layap, Pesawaran pada Selasa (20/8/2024) lalu.

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi  menyebut pembunuhan itu dilakukan secara terencana oleh para tersangka yakni Ardi Kurniawan (24) dan Novita Dwi Ramadanti (21).

Korban dibunuh karena ketahuan berselingkuh dengan tersangka Novita yang notabenenya adalah istri dari tersangka Ardi.

"Pembunuhan itu dilakukan di dalam kontrakan kedua tersangka di Desa Merak Batin, Kecamatan Pesawaran," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadilah di Mapolda Lampung, Jumat (13/9/2024).

Kasus pembunuhan berencana ini berawal saat tersangka Ardi mengetahui korban telah menghubungi tersangka Novita pada Minggu (18/8/2024) siang.

Ketika itu korban menghubungi Novita dan mengajaknya berkencan. Tersangka yang memergoki pesan korban lalu menginterogasi istrinya.

Ternyata antara korban dengan Novita telah lama berselingkuh, bahkan keduanya juga sudah pernah berhubungan seksual beberapa kali.

"Tersangka Ardi lalu menyuruh istrinya (tersangka Novita) mengirim pesan agar korban datang pada pukul 16.00 WIB," katanya.

Sambil menunggu kedatangan korban, tersangka Ardi menemui temannya berinisial RZ alias Rocker (DPO) dan memberitahukan rencana menghabisi nyawa korban.

Setelah korban datang dan masuk ke kamar, tersangka Ardi menyusul dan langsung memiting leher korban. Sedangkan RZ membantu dengan memegangi dari arah depan agar korban tidak bisa berontak.


Korban sempat melawan sehingga RZ mengambil kayu lalu memukulnya empat kali ke dada.

Tersangka Ardi membantu RZ dengan memukulnya menggunakan kayu balok yang sama hingga korban terjatuh dan tidak bergerak.

Sekitar pukul 17.00 WIB, setelah para pelaku yakin korban telah tewas, tersangka Ardi meminjam mobil temannya untuk membuang jasad korban.

Bersama istrinya, tersangka Ardi sempat berkeliling di wilayah Kabupaten Pesawaran untuk membuang jasad korban.

Hingga akhirnya mereka tiba di Desa Way Layap lalu membuang jasad korban di bawah jembatan.

Diberitakan sebelumnya, teka-teki jasad Mr X yang ditemukan terbungkus seprai di bawah jembatan di Kabupaten Pesawaran terungkap setelah tiga pekan diselidiki.

Kepolisian menyebut pelaku pembunuhan Mr X itu adalah pasangan suami-istri (pasutri) asal Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

https://bandung.kompas.com/read/2024/09/13/135606578/kronologi-pembunuhan-mayat-terbungkus-seprai-berawal-dari-perselingkuhan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com