Salin Artikel

Baru Dilantik, Pj Wali Kota Bandung Diminta Atur Lampu Merah "Terlama Sedunia"

KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jawa Barat (Jabar), A. Koswara, dilantik sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung oleh Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, Jumat (20/9/2024).

Koswara yang menggantikan Bambang Tirtoyuliono sebagai Pj Wali Kota Bandung akan menjabat hingga Februari 2025. Nantinya, dia akan digantikan oleh wali kota definitif hasil Pilkada Bandung 2024.

Usai pelantikan, Bey Machmudin meminta Koswara menjalankan program yang telah ada ketimbang membuat kebijakan baru.

Dia pun berharap Pj Wali Kota Bandung yang baru ini bisa menuntaskan berbagai persoalan di Kota Bandung, seperti parkir dan pungutan liar (pungli), serta konflik antara ojek pangkalan (Opang) dengan ojek online (Ojol) di sejumlah lokasi.

"Lampu merah "terlama sedunia" di perempatan Soekarno Hatta-Kiaracondong juga butuh pengaturan," kata Bey, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jabar, Jumat (20/9/204), dikutip dari TribunJabar.id.

Bey juga mengingatkan mengenai indikator makro Kota Bandung tahun ini yang perlu dicapai secara maksimal.

"Indikator ini mencerminkan keberhasilan pembangunan di berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan tata kelola pemerintahan," ujar Bey.

Jelang Pilkada Serentak 2024, Bey pun berpesan agar Koswara mampu menjaga netralitas aparatur sipil negara (ASN).

"(Pilkada 2024) Fase krusial yang membutuhkan perhatian khusus. ASN dan pemerintah kota harus mampu menjaga netralitas, berdiri di atas semua golongan tanpa berpihak, serta menjauhkan diri dari kepentingan politik praktis," tandasnya.

Tanggapan Koswara

Koswara menilai, jabatannya kini sebagai Pj Wali Kota Bandung merupakan wujud kepercayaan dari pemimpinnya, sehingga setiap tugas nanti harus dilaksanakan dengan baik.

Terkait masalah Ojol, dia menyebut persoalan tersebut perlu diselesaikan bersama dengan pemerintah provinsi (Pemprov) dan pemerintah pusat.

"Berkaitan dengan persoalan yang sekarang banyak di Bandung, yaitu transportasi, kalau (transportasi) online kan hampir di seluruh kota ada masalah, itu sama, bukan hanya Bandung, di Jawa Tengah, Jawa Timur juga sama seperti itu," ucap Koswara.

Dia pun membenarkan bahwa Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, telah menugaskannya untuk menjaga netralitas ASN selama periode Pilkada 2024.

"(Tahapan Pilkada) sudah berjalan semua, saya tadi ditugaskan Pak gubernur, ASN harus netral," ungkapnya.

Masalah parkir dan pungli di Kota Bandung, Koswara menilai hal itu terjadi lantaran tingginya volume kendaraan cukup tinggi, sedangkan ketersediaan tempat parkir sangat kurang.

Karena itu, dia menyatakan, Kota Bandung harus memiliki lebih banyak gedung parkir untuk membereskan permasalahan tersebut.

"Kalau mengandalkan ruang terbuka kayanya susah, akhirnya (parkir) di jalan," tutur Koswara.

Sementara untuk menekan volume kendaraan di Kota Bandung, paparnya, yang paling penting adalah sosialisasi kepada masyarakat terkait aturan yang nanti akan diterapkan.

"Misalnya ada aturan ganjil genap atau ada pengaturan arus lalu lintas. Masyarakat harus benar-benar tahu agar bisa berhasil, tapi harus ada waktu," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/09/20/143955078/baru-dilantik-pj-wali-kota-bandung-diminta-atur-lampu-merah-terlama-sedunia

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com