Salin Artikel

4 Program Unggulan Acep-Gita KDI di Pilkada Jabar: Pendidikan hingga Keluarga Bahagia

BANDUNG, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang diusung PKB, Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina atau Gita KDI bersyukur mendapatkan nomor urut 1 pada Pilkada Jawa Barat 2024.

Selain itu, pasangan ini adalah satu-satunya yang mengusung perempuan. Karena itu, nomor urut 1 dinilai sangat menguntungkan untuk mendulang suara pada 27 November 2024. 

"Sangat menguntungkan. Artinya 1 itu tunggal, pengertiannya orang saat melihat kertas suara itu pertama langsung nomot urut 1," ujar Cagub Jabar nomor urut 1 Acep Adang kepada awak media di Kantor KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Senin (23/9/2024) malam.

Acep menjelaskan, kehadiran Gita KDI sebagai pasangannya sebagai wakil gubernur dianggap mewakili kaum perempuan di dalam kancah politik khususnya Jabar.

Dia pun mengajak masyarakat memilih pasangan Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina pada hari pemilihan 27 November 2024.

"Jadi ketika kita sosialisasi kepada masyarakat, pilih yang ada perempuannya, nomor 1 yang ada perempuannya, itu yang kita gunakannya," kata dia.

4 Program Unggulan

Pasangan Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina menawarkan beberapa program unggulannya kepada masyarakat yakni Program Pendidikan Bahagia, Insensif Guru Ngaji, Kartu Wirausaha dan Prakerja, serta Keluarga Bahagia.

Acep mengungkapkan, program Keluarga Bahagia mendorong setiap keluarga di Jabar bisa bahagia lahir dan batin sehingga merasa aman.

Agar hal tersebut bisa tercapai, ada beberapa faktor yang harus terpenuhi dari segi ekonomi, kesehatan, dan pendidikannya.

"Ini akan menjadi program unggulan kami. Jangan sampai kesehatan ibu dan anak akan terganggu, sehingga ketika perkembangannya anak itu akan tidak bisa berkembang secara maksimal," tutur dia.

Selanjutnya, Acep-Gita akan memberikan uang tambahan kepada para guru ngaji di Jabar. Mengingat, penghasilannya terbilang sangat rendah di bawah upah minimum regional (UMR) dan hanya bersumber dari iuran yang sifatnya sukarela.

Nantinya, para guru ngaji akan diberikan uang gaji atau uang saku tambahan berkisar Rp 500.000-1 juta per bulan. Dengan bantuan ini diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup mereka ke depannya.

"Selama ini guru ngaji tidak terperhatikan oleh pemerintah, rata-rata mereka untuk guru ngaji itu 1 bulan itu maksimal Rp 200.000-300.000. Nah ini nanti kita akan tingkatkan, sehingga mereka bisa hidup layak dan juga di dalam keluarganya juga bisa sejahtera," tambahnya.

Kemudian untuk program kewirausahaan, pasangan ini menjanjikan bantuan kepada 100.000 orang wirausahawan muda yang belum bekerja dengan diberikan modal usaha sebesar Rp 10 juta-15 juta perorang.

Terakhir, untuk program pendidikan bahagia, pasangan ini berjanji akan mempermudah setiap anak di Jabar mendapatkan akses pendidikan. Dengan begitu, tidak ada lagi anak yang harus putus sekolah.

"Ada beasiswa SD, SMP, SMA. Ada proses dipermudah ketika buku dengan scan digital, pelatihan secara digital. Mempermudah anak sekolah di Jabar sehingga tidak ada yang putus sekolah," tambah Gita KDI.

https://bandung.kompas.com/read/2024/09/23/232236578/4-program-unggulan-acep-gita-kdi-di-pilkada-jabar-pendidikan-hingga-keluarga

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com