Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Lucia Rizka Andalusia, dalam acara peresmian laboratorium "Drug Delivery System Research Institute ITB-Daewoong" di Labtek VIII Sekolah Farmasi (SF) ITB pada Kamis (3/10/2024).
Lucia menegaskan, kampus memiliki peran penting dalam mewujudkan kemandirian di bidang obat-obatan dan alat kesehatan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan berbagai riset yang dapat dihilirisasi dan diaplikasikan dalam industri farmasi.
Tujuannya, agar Indonesia tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan obat, seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19.
"Kita ingat pandemi kemarin, kita semua mengalami banyak kesulitan. Kita mau vaksin susah dapat, mau nyari obat harus nunggu impor dari negara lain," ujar Lucia.
Lebih lanjut, Lucia mengapresiasi kerja sama antara ITB dan Daewoong Foundation yang diharapkan dapat menghasilkan riset berkualitas.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi dalam riset agar inovasi baru dapat diimplementasikan secara langsung, sehingga dapat menekan biaya dan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan inovasi.
"Kita butuh riset yang dapat hasilkan obat farmasi untuk kemandirian di sektor kefarmasian dan alat kesehatan untuk mendukung transformasi kesehatan Indonesia," ucapnya.
Rektor ITB, Prof Reini Wirahadikusumah menyatakan, kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperluas pemanfaatan alat di bidang farmasi dan kesehatan untuk penelitian dan pengujian.
Menurutnya, kolaborasi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi ITB dalam pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat memberikan nilai tambah bagi industri farmasi di Indonesia.
"Misalnya produk-produk farmasi yang dikembangkan di ITB akan semakin memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, sehingga dapat mendukung industri farmasi dalam negeri dengan lebih baik," kata Reini.
Sementara itu, Dekan Sekolah Farmasi ITB, Prof I Ketut Adnyana, mengeklaim bahwa laboratorium ini dilengkapi dengan mesin tablet bilayer dan triple-layer, menjadikan ITB sebagai sekolah farmasi pertama di Indonesia yang memiliki mesin cetak tablet tersebut.
Dia memastikan bahwa berbagai peralatan di laboratorium telah disesuaikan dengan standar industri farmasi.
"Berbagai fasilitas yang ada di Laboratorium Bersama ini diharapkan dapat semakin menghasilkan riset yang berkualitas," katanya.
https://bandung.kompas.com/read/2024/10/03/190640778/ingatkan-saat-pandemi-kemenkes-minta-itb-kembangkan-obat-dalam-negeri