Salin Artikel

Eksplorasi Hutan Tropis dalam Stoples, Seni Berbalut Konservasi

Salah satunya adalah dengan membuat miniatur ekosistem seperti hutan tropis dalam stoples atau wadah transparan melalui seni terarium. Namun, tidak banyak yang mengetahui tentang seni konservasi ini, termasuk Novi (40).

Warga Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini merasa merangkai tumbuhan kecil seperti sukulen, lumut, remahan kayu, dan batu kerikil adalah pengalaman pertama yang menyenangkan.

Novi merupakan salah satu peserta kelas edukasi Natura yang menjadi bagian dari event Sunset di Kebun Raya Cibodas Phase 2 pada Minggu (6/10/2024) petang.

Dipandu oleh seorang instruktur, Novi dan peserta lainnya dengan teliti menata satu per satu tumbuhan ke dalam wadah kaca yang telah diisi pasir dan kerikil pumice atau batu apung sebagai media tanam.

“Seru juga, tapi harus konsentrasi. Detail penting dalam membuatnya karena elemen dekoratifnya kecil-kecil, dan ini juga harus pakai pinset,” kata Novi kepada Kompas.com di lokasi acara.

Novi akan menyimpan hasil kreasinya ini sebagai dekorasi rumah. Menurutnya, keberadaan terarium di dalam rumah tidak hanya memberikan nilai estetika.

“Katanya, ini bagus untuk lingkungan karena bisa menghasilkan oksigen,” ucapnya.

Teguh Iman dari tim edukasi Natura Kebun Raya Cibodas (KRC) menjelaskan bahwa tren membuat terarium meningkat drastis dalam setahun terakhir, terutama melalui kelas edukasi yang dipusatkan di area Konservatorium kebun raya.

“Setiap liburan akhir pekan, permintaan untuk kelas terarium selalu meningkat, bahkan sudah terbentuk komunitasnya. Sementara di kesempatan ini saja, sejak kemarin, jumlah orang yang ingin ikut kelas sudah hampir mencapai 500 orang,” kata Iman.

Menurut Iman, terarium tidak sekadar hobi, tetapi memberikan dampak besar bagi lingkungan secara mikro, termasuk lebih mengenalkan dunia konservasi kepada masyarakat dengan pendekatan yang menyenangkan.

“Keberadaannya di satu tempat dapat menyerap atau menetralisir nikotin serta menghasilkan oksigen,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ekosistem terarium terbagi menjadi dua versi, kering dan basah.

Untuk terarium hutan hujan tropis, misalnya, media yang dibutuhkan meliputi lumut, tanah malang merah, dan pasir silika, dengan tanaman pilihan seperti pakis, begonia, atau bucephalandra.

“Untuk versi kering, biasanya memakai kaktus, sansevieria, dan kadaka karena dapat menyimpan air lebih lama,” imbuhnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/10/07/093903978/eksplorasi-hutan-tropis-dalam-stoples-seni-berbalut-konservasi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com