Salin Artikel

Bunga Tabebuya "Payungi" Braga Bandung, Pengunjung: Mirip di Korea dan Jepang

Jalan yang dikenal dengan keindahan bangunan peninggalan Hindia Belanda ini kini semakin menarik perhatian pengunjung berkat mekarnya bunga tabebuya kuning.

Pohon yang memiliki nama latin Handroanthus chrysotrichus dari Brasil ini, menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Banyak pelancong yang mengabadikan momen indah ini dengan berfoto menggunakan kamera ponsel mereka.

Bahkan beberapa di antaranya, datang hanya untuk menikmati keindahan bunga yang berguguran.

Yasmin (17), pengunjung asal Jatinangor, Kabupaten Sumedang, mengaku sengaja datang bersama temannya untuk menikmati sore di Jalan Braga yang dipayungi bunga tabebuya kuning.

Ia terpesona setelah melihat unggahan di media sosial yang menampilkan keindahan bunga tersebut.

"Bagus banget ya, jadi Bandung kota yang romantis. Kayaknya tenang gitu meski banyak kendaraan yang lewat," ujar Yasmin saat ditemui di lokasi, Senin (7/10/2024).

Ia juga menambahkan bahwa keindahan bunga tabebuya kuning mengingatkannya pada suasana pohon sakura dalam film dan drama Korea serta Jepang.

"Mirip di Korea sama Jepang. Cuma kan di sini warnanya kuning jadi beda, tapi kalau dilihat-lihat kayak mirip gitu," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Cepi (35), warga Gedebage yang melintas di Jalan Braga. Baginya, kehadiran bunga tabebuya kuning membuat jalan tersebut semakin asri.

"Jadinya senang gitu. Lihatnya ada beda kalau lewat Jalan Braga," ungkap dia.

Cepi berharap pemerintah daerah dapat menanam lebih banyak pohon tabebuya di jalan utama lainnya di Kota Bandung.

"Kalau bisa mah, jalan lain juga ada. Jadinya bagus kan, makin menarik jalanan yang ada di Bandung," tuturnya.

Edi (57), petugas parkir di Jalan Braga menjelaskan, bunga pohon tabebuya kuning sudah mekar sejak sepekan lalu.

Hal ini menarik banyak pengunjung yang datang pada pagi dan sore hari, dengan mayoritas hanya berkeliling untuk melihat bunga tersebut.

"Pagi sama sore ramai. Banyak yang foto-foto juga," kata Edi.

Namun, keindahan bunga tabebuya kuning diperkirakan hanya bertahan sebentar. Setelah memasuki musim hujan, bunga-bunga tersebut biasanya akan berguguran.

"Palingan gini cuma dua minggu, atau masuk musim hujan. Udah gitu habis bunganya tinggal daunnya saja warna hijau," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/10/07/180846378/bunga-tabebuya-payungi-braga-bandung-pengunjung-mirip-di-korea-dan-jepang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com