Bersama istrinya, pria 64 tahun itu melangkah keluar dari rumahnya di Kampung Babakan Jawa, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dengan satu tujuan sederhana, mengais rezeki.
Rumah mereka sederhana, tetapi harapan tetap besar meski langkah-langkah mereka kian berat dimakan usia.
Berjalan kaki sekitar tiga kilometer dengan gitar tergantung di pundaknya, Syam memulai harinya di sebuah toko yang ramai pengunjung.
Ia mengeluarkan gitar, sementara istrinya, meski sempat ragu, mulai menyanyikan lagu untuk menarik perhatian orang-orang.
Di tengah hiruk-pikuk toko, alunan gitar Syam yang dipadukan dengan suara istrinya membawa kehangatan tersendiri.
Beberapa pengunjung tersenyum, ada yang merogoh saku untuk memberikan sekadar uang receh, meski ada juga yang berlalu tanpa menoleh.
Namun, senyum itu cukup bagi Syam dan istrinya. Dalam satu menit yang singkat, mereka bisa merasakan kebahagiaan kecil dari penghargaan orang-orang terhadap usaha mereka.
Usai menyelesaikan satu lagu, mereka mengucapkan terima kasih dan melanjutkan perjalanan.
Hari itu masih panjang, dan toko demi toko yang pernah mereka singgahi sebelumnya harus mereka lewati.
Mengamen bukan sekadar rutinitas, tapi sebuah perjuangan untuk hidup.
Setelah seharian berjalan, Syam mengaku bisa mengumpulkan antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
"Semua uang itu habis untuk kebutuhan sehari-hari," ujar Syam kepada Kompas.com saat ditemui pada Kamis (10/10/2024).
Langkah demi langkah, Syam dan istrinya menempuh jarak hingga 20 kilometer sehari. Ketika waktu ashar tiba, mereka mulai berpikir untuk pulang.
Di perjalanan, malam sering kali menyapa lebih cepat dari yang mereka harapkan, tetapi itu tidak menghentikan mereka.
Kaki tua yang sudah lelah itu terus melangkah, membawa harapan untuk anak-anak yang menunggu di rumah.
Syam Permana bukanlah pengamen biasa. Ia adalah seorang maestro, pencipta lagu dangdut terkenal dari Kabupaten Sukabumi yang kini harus mengamen untuk menyambung hidup.
Keahlian Syam dalam memetik gitar masih terlihat jelas meski usianya tak lagi muda.
Setiap nada yang dimainkan terasa penuh makna, membawa kenangan akan kejayaan masa lalu.
Sudah sebulan Syam mengamen keliling Sukabumi. Bersama istrinya, dia merasakan suka dan duka dalam mengais rezeki.
Tak jarang mereka diusir dari tempat tertentu, atau digonggongi anjing saat mencoba mencari tempat mengamen yang baru.
“Ada momen istri sandalnya putus, kita lagi cari tali, eh ada orang lain ngasih sandal,” kata Syam.
Meskipun begitu, di tengah kesulitan, Syam dan istrinya tak pernah lupa untuk berbagi.
Mereka kerap memberikan sebagian uang yang mereka peroleh kepada pengemis yang mereka temui di jalan.
Syam dan istrinya dikaruniai enam anak, tetapi satu anak mereka telah meninggal dunia.
Tiga lainnya sudah berkeluarga, sehingga kini mereka tinggal bersama dua anak yang masih bersekolah, satu di SMP dan satu lagi di SMA.
Segala jerih payah yang mereka lakukan semata-mata demi anak-anak mereka, agar bisa terus bersekolah dan meraih masa depan yang lebih baik.
Mungkin tidak banyak yang tahu, Syam Permana dulu adalah nama besar di dunia musik dangdut.
Namun, hidup memang penuh kejutan. Kini, meski usia sudah senja, ia tetap menjalani hari dengan semangat, mengamen dari satu tempat ke tempat lain, membawa gitar dan cinta dari istrinya yang setia menemani.
Bagi Syam, setiap langkahnya adalah perjuangan. Setiap nada yang ia mainkan adalah harapan.
Di tengah kerasnya kehidupan, ia tetap teguh, yakin bahwa esok hari akan membawa rezeki dan kebahagiaan yang lebih baik untuknya dan keluarga.
Ciptakan lagu untuk pedangdut ternama
Nama Syam sudah tak asing lagi bagi dunia musik. Ia merupakan pencipta lagu dangdut.
Pedangdut kenamaan pun tak luput dari jasa Syam, seperti Meggy Z, Ona Sutra, Asep Irama, Imam S Arifin, Titiek Nur, Intan Ali, Inne Chintya, hingga Inul Daratista sempat dibuatkan lagu dirinya.
Tahun 1981, Syam memulai kariernya di bidang musik. Saat itu, ia membuat lagu dan mengirimkannya ke industri musik.
"Alhamdulillah, lagu kita yang keterima," ucap Syam.
Tak hanya aktif menawarkan lagu, ada kalanya ia diminta membuat lagu oleh produser musik yang dikenalnya. Ia bersama Yongki RM membuat lagu Inul Daratista berjudul Terima Kasih.
Sebelum Syam bergabung dengan Karya Cipta Indonesia (KCI) dan mendaftarkan lagu miliknya, ia tak menerima uang dari lirik yang ia ciptakan.
Dirinya hanya mendapatkan uang saat awal pembuatan lagu.
Seperti lagu "Biarkan Ku Sendiri" dan "Mengapa Terjadi" yang dijualnya Rp 15.000 tahun 1982.
“Pertama kali jual lagu itu Rp 15.000 ke pimpinan proyek musik, diambil 2 lagu jadi dibayar Rp 30.000,” ungkap Syam.
Setelah merasakan manisnya kehidupan Ibu Kota, Syam terpaksa hijrah ke Sukabumi. Ia harus menelan pil pahit Indonesia berada dalam situasi krisis moneter.
Meskipun Syam sudah pindah ke Sukabumi, masih ada saja orang yang datang kepada dirinya untuk dibuatkan musik.
Royalti
Jalan Syam mendapatkan royalti mulai terbuka saat bergabung dengan Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI).
Ia tak begitu tahu detail kapan bergabung, tetapi sejak lagu-lagunya didaftarkan, Syam kemudian mendapatkan uang setiap tahunnya.
“Puluhan lagu lebih didaftarkan ke KCI, pendapatan enggak tentu, lagu yang (dinyanyiin) Inul ada dapet Rp 3 juta tahun 2002, tahun ini 2024 dapet cuma Rp 125.000, terus berjalan dua bulan ada tambahan Rp 250.000, tahun kemarin Rp 400.000. Kita kurang paham pokoknya kita hanya terima transferan saja, itu juga pake rekening menantu,” jelas Syam.
Syam mengaku, sarana hiburannya di rumah hanya radio. Tak jarang ia mendengarkan kembali lagu-lagu yang dibuatnya di radio tersebut.
Saat lagu itu diputar, rasa bangga terpatri dalam dirinya. Ia bernostalgia, meski sesekali ia meratapi hidupnya yang tak pernah berubah.
“Lagu ciptaan masih suka didengerin. Perasaan bangga masih dinyanyiin, masih diterima, tapi saya kadang kadang berpikir, kok kehidupan saya gini-gini aja,” kata Syam dengan nada terbata-bata.
Syam hingga saat ini masih sering mengulik bahkan menciptakan lagu. Hal tersebut terjadi begitu saja tanpa direncanakan. Lagu itu kemudian ia nyanyikan.
https://bandung.kompas.com/read/2024/10/14/052000578/petikan-gitar-sang-pencipta-lagu-ternama-kini-mengalun-di-jalan