Salin Artikel

Pedagang Belum Berani Jual Foto Prabowo-Gibran

Ini karena pada pedagang belum memiliki file foto resmi dari Sekretariat Negara (Setneg) RI untuk dicetak dan dijual secara umum. 

Padahal, pesananan sudah sangat banyak. 

"Penjualan foto Presiden dan Wakil Presiden RI, saya belum bisa jual dan tak berani mengedarkan. Karena sampai hari ini, belum menerima foto resmi, dari pusatnya belum keluar," kata pemilik RD Frame Tasikmalaya, Rudi (40), saat ditemui di tokonya, Senin (21/10/2024). 

Rudi mengatakan, jika sudah mendapatkan file resmi foto Prabowo-Gibran, para perajin biasanya baru berani menjual ke umum. 

Saat ini para penjual baru menyiapkan bingkai dengan foto yang tak resmi untuk dipajang. 

Rudi mengatakan, jika memaksakan menjual foto yang tak resmi, akan langsung diperiksa oleh petugas. 

"Kalau bingkai sudah dipersiapkan dan hanya dipasang foto tak resmi untuk pajangan sebagai contoh saja dulu," kata Rudi, yang lokasi usahanya di Jalan Babakan Payung III Nomor 9 Cihideung, Kota Tasikmalaya. 

Selama ini, Rudi menjual bingkai plus foto Presiden dan Wakil Presiden RI seharga paket Rp 110.000 plus bingkai gambar Garuda.

Harga itu untuk ukuran normal 20 x 24 sentimeter yang biasa dipesan oleh kantor atau sekolah-sekolah.

"Kalau ukuran ruangan khusus pejabat biasanya suka ukuran kustom, atau lebih besar," tambah dia.

Rudi juga mengaku belum mengetahui bahwa tautan resmi untuk mengunduh foto Prabowo-Gibran sudah beredar.

Untuk diketahui, pemerintah sudah mengumumkan foto resmi Prabowo-Gibran dapat dinduh secara gratis di sini

"Saya belum tahu, Pak. Beneran itu resmi? Oh, gratis ya. Duh, terima kasih ya, Pak," kata Rudi. 

Hal sama diungkapkan Tatang (52), penjual foto bingkai di Sukawarni, Kota Tasikmalaya.

Tatang juga belum berani menjual bingkai foto Prabowo-Gibran, karena dari perajin belum dijual resmi seperti di RD Frame Babakan Payung. 

Beberapa calon pembeli memang sudah banyak yang memesan usai pelantikan Prabowo-Gibran, Minggu (20/10/2024). 

"Iya, kalau saya belinya di perajin. Kalau di perajin belum ada jual karena foto resminya belum ada, tapi saya sudah pesan," kata dia. 

Beberapa pedagang bingkai kawasan Jalan HZ Mustofa justru terlihat masih menjual foto Presiden ke-7 RI Joko Widodo. 

"Belum ada yang jual, katanya fotonya harus yang resmi," kata Nining (26), calon pembeli di pusat Kota Tasikmalaya. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/10/21/130127478/pedagang-belum-berani-jual-foto-prabowo-gibran

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com