Pelajar SD Katolik Tasikmalaya Tunjukkan Toleransi Lewat Angklung

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pelajar Sekolah Dasar (SD) Katolik Yos Sudarso Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menunjukkan bakat mereka dalam kesenian khas Sunda, Angklung, saat pentas tahunan di sekolah yang berlangsung baru-baru ini.

Beberapa pelajar tampil dengan piawai, memainkan alunan lagu menggunakan alat musik dari bambu, yang dipadukan dengan alat musik modern seperti gitar dan drum kazon.

Pertunjukan ini mencerminkan tingginya toleransi antarumat beragama melalui pelestarian budaya Sunda sejak usia dini.

Kota Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu daerah religius dengan ribuan pondok pesantren, yang menjadi bukti bahwa kerukunan antar-umat beragama di daerah ini selalu terjaga.

Masyarakat hidup berdampingan tanpa membedakan ras dan agama.

Margareta menambahkan, selain kesenian Angklung, para pelajar menampilkan keterampilan lain, seperti pidato berbahasa Inggris, puisi, dan memamerkan produksi alat kreatif yang dibuat siswa.

Kegiatan tahunan ini juga dimeriahkan dengan bazar kuliner yang melibatkan warga sekitar dan orangtua siswa.

"Kalau bazar kuliner, sengaja kami mengundang warga yang biasanya berdagang di sekitar sekolah untuk berpartisipasi. Semua jajanan di expo sekolah kami semuanya asli khas Tasikmalaya," tambah Margareta.

Selain itu, para pelajar dibentuk menjadi komunitas yang peduli lingkungan. Salah satu inisiatifnya adalah mengolah sampah menjadi barang atau alat berguna.

Siswa diajarkan untuk hemat energi dan air, seperti mematikan lampu yang tidak digunakan di kelas atau di rumah.

"Mereka dibiasakan seperti itu. Buktinya ada hasil kreativitas anak seperti asbak dan lainnya dari sampah yang bisa dijadikan alat yang berguna," ujar Margareta.

Salah satu pemain angklung, Ignasius Ardi Nugroho, mengaku sangat senang bisa bermain angklung dan tampil di pentas sekolah.

"Saya sangat senang. Saya belajar angklung sejak masuk kelas IV SD. Alat angklung yang saya mainkan namanya Arumba," kata dia.