Diketahui, dari gambar yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp, memperlihatkan Acep-Gina unggul dengan hasil survei 56,9 persen.
Kemudian pasangan calon nomor urut 2, Aep-Maslani di posisi kedua dengan 34,3 persen suara.
Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab 10,8 persen.
Jika dihitung, hasil survei tersebut berjumlah lebih dari 100 persen, atau di angka 102 persen.
Survei tersebut dinarasikan bersumber dari Poltracking Indonesia periode 1-7 September 2024 dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Komunikasi Poltracking Indonesia, Muhammad Aditya Pradana, mengatakan, survei tersebut hoaks.
Poltracking, kata Aditya, tidak pernah merilis survei paslon Pilkada Karawang periode September 2024.
"Kami tidak pernah melakukan, bahkan merilis survei terkait pasangan calon pada Pilkada Karawang untuk periode survei 1-7 September 2024," kata Aditya saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (28/10/2024).
Aditya mengatakan lembaganya sangat dirugikan atas survei hoaks tersebut.
Pihaknya akan mengambil langkah tegas terkait dengan pencatutan nama lembaganya.
"Belum terpilih saja sudah berbohong, bagaimana jika terpilih. Hoaks ini, penggiringan opini publik. Kami merasa sangat dirugikan, dan kami akan ambil langkah tegas, terutama jika ada paslon yang terbukti memainkannya," kata Aditya.
Sementara, Direktur Hukum Tim Pemenangan Acep-Gina, Pontas Hutahaean, membantah bahwa hasil survei tersebut dibuat atau dikeluarkan tim mereka.
Pontas mengatakan, mereka belum pernah memakai jasa lembaga survei Poltracking Indonesia melakukan survei di Karawang.
"Mungkin itu kiriman-kiriman orang, dikirim ke grup, dikirim ke paslon 1. Yang pasti tidak satu pun dari tim kita yang membuat klaim bahwa survei Poltracking itu hasil survei kita," ujar Pontas.
https://bandung.kompas.com/read/2024/10/28/164550478/poltracking-bantah-keluarkan-hasil-survei-pilkada-karawang-untuk-keunggulan