Salin Artikel

Debat Pilkada Kota Bandung, Ini Cara Empat Calon Atasi Masalah Sampah

Pasangan nomor urut 1, Dandan Riza Wardhana-Arif Wijaya, mengatakan bahwa masalah sampah di Kota Bandung harus diselesaikan dengan cara berkolaborasi dengan pemerintah daerah lainnya di seputaran Bandung Raya, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, untuk menghadirkan teknologi pengolahan sampah.

"Bisa saja dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) bareng-bareng, terserah nanti badaminya (diskusinya) gimana," kata Dandan, Rabu malam.

Sementara itu, calon wali kota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu, menambahkan bahwa jika nanti terpilih menjadi kepala daerah, produksi sampah rumah tangga wajib selesai di kewilayahan.

Untuk itu, Haru mengusulkan untuk mengaktifkan kembali Program Inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan (PIPPK), serta meningkatkan anggarannya untuk difokuskan kepada pengentasan masalah persampahan.

"Partisipasi masyarakat dalam memilah sampah dari sumbernya harus ditingkatkan, harus selesai di tingkat RW. Untuk itu, kita memiliki gagasan mengaktifkan kembali PIPPK selektif. Dengan anggaran Rp 400 miliar, masalah sampah di tingkat pasti selesai. Zero waste harus diutamakan," ujar Haru.

Calon wali kota Bandung nomor urut 3, Muhammad Farhan, juga sependapat dengan Haru Suandharu, yakni warga sudah harus ditekankan untuk memilah sampah dari rumah.

Namun, untuk pengangkutannya, akan dibuat skema berbeda antara pengangkutan sampah organik dan non-organik.

"1.700 ton produksi sampah per hari di Kota Bandung dan tentu penyelesaiannya harus dimulai dari rumah. Tapi kuncinya ada di pengangkutan. Sampah organik diangkut tanggal ganjil dan sampah non-organik diangkut tanggal genap. Masalahnya selama ini warga sudah capek memilah sampah, pas diangkut disatukan lagi. Jang naon dipilah ari diangkut disatukan deui (buat apa dipilah kalau diangkutnya disatukan lagi)," tutur Farhan.

Sama seperti Haru dan Farhan yang mengutamakan penyelesaian sampah dengan cara memilah sampah dari rumah, calon wali kota Bandung nomor urut 4, Arfi Rafnialdi, mengatakan bahwa warga Kota Bandung sudah banyak yang berhasil melakukan penyelesaian sampah dari sumbernya atau dari rumah, seperti warga binaannya di RW 07 Kelurahan Kebonpisang, Kota Bandung.

Dia mengaku akan lebih masif lagi untuk menularkan dan menyosialisasikan keberhasilan sejumlah RW dalam proses pemilahan sampah rumah tangga kepada RW atau kewilayahan yang masih belum melakukan pemilahan.

"Semoga semangat ini bisa kita tularkan ke RW-RW lainnya di Kota Bandung," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2024/10/31/064105478/debat-pilkada-kota-bandung-ini-cara-empat-calon-atasi-masalah-sampah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com