Salin Artikel

Kenalan dengan Usup Supriatna, Pencetus Mi Kristal Rumput Laut dari Karawang

KARAWANG, KOMPAS.com -Tangan cekatan dan mata jeli Usup Supriatna (56) tengah mengecek para pekerja di ruang produksi mi kristal rumput laut, Rabu (30/10/2024) siang.

Usup tengah memastikan standar operating prosedur (SOP) dilakukan di dapur produksi yang ada di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Karawang, Jawa Barat.

Ia juga mempraktikan cara mencetak mi kristal rumput laut. Dari ruang produksi Dapur Kreatif Agar Makmur, mi rumput laut yang sudah dicetak dimasukkan pada nampan dan dibawa ke oven bertenaga surya.

Setelah kering, mi yang dioven lalu dikemas dalam cup bersama bumbu. Mi kristal rumput laut buatan Usup, pun siap diseduh layaknya mi lainnya.

Bedanya mi buatan Ucup terbuat dari rumput laut yang rendah karbohidrat. Produk olahan dari rumput laut juga diklaim cocok untuk penderita diabetes dan juga untuk diet sehat.

Buah karya petani rumput laut ini lahir dari ketidaksengajaan. Sebagai pecinta bola, ia tak mau melewatkan tim kesayangannya berlaga.

Di sela menonton, perutnya merasa lapar. Ia pun mencari apa saja yang ada di kulkas untuk dimakan.

Saat itu, ia hanya menemukan agar strip, produk dari rumput laut. Kebetulan ada bumbu mi yang mi-nya sudah entah kemana.

"Saya campurkan kaya buat mi. La ko enak," kata Usup.

Esok harinya, ia berkreasi. Ia membuat mi dari rumput laut untuk dibagikan ke tetangga. Tentu saja, ia sembari meminta testimoni dari para tetangganya.

Lantaran mendapat respons positif, ia memberanikan diri memproduksi mi rumput laut. Hingga kini, ia menjajakannya secara daring di marketplace.

Perkenalan Usup pada rumput laut melalui proses panjang.

Kala itu, ia hanya petambak bandeng. Pada suatu ketika, di tahun 2006, ia dikenalkan dengan pengusaha asal Taiwan oleh rekan tempat ia menjual bandeng.

Rekannya berujar jika pengusaha itu tertarik bekerjasama dengan Usup. Usup menerima tawaran itu.

Pertemuan Usup dengan pengusaha Taiwan yang didampingi penerjemah itu pun terlaksana. Orang Taiwan itu mengajak Usup bekerjasama menanam rumput laut di tambak bandengnya. Ucup yang awam soal rumput laut pun kaget dan bertanya.

"Emang rumpu laut buat apa?"

Bos perusahaan bahan kecantikan itu kemudian menerangkan perihal "gurihnya" bisnis rumput laut lantaran bisa dibuat berbagai produk.

Setelah dilakukan pengecekan lapangan, Usup bahkan diberi modal pendampingan untuk melakukan penelitian.

Namun di pertengahan jalan, orang yang mengajak kerja sama pulang ke negaranya karena sakit. Suatu waktu, orang itu memberi kabar tak akan kembali ke Indonesia.

"Terus ini gimana, kata saya. Dia bilang lanjut aja. Nanti juga jalan. Bahkan modal yang sudah keluarpun tak diminta diganti," kata Usup.

Dengan modal nekat, Usup meneruskan budidaya rumput laut sambil tak berhenti belajar. Meski begitu, ia mengaku sempat bingung saat panen tiba. Namun, perusahaan asal Tangerang kemudian memintanya menyuplai rumput laut.

"Saya diminta kirim sampel. Alhamdulilah cocok. Saya kemudian memanen 15 hektar tambak. Sebanyak 16 ton saya jual dengan harga per kilo Rp 3.000 saat itu," katanya.

Produk hilirisasi Kelompok Anugerah Pertiwi ini bermula lewat agar strip yang diinovasikan pada 2018 berkat bantuan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), sekarang Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BP3KP).

Hingga suatu waktu, ada konsultan kesehatan yang memintanya mengirim sampel mi sebanyak 100 buah.

"Mereka menanyakan apakah bisa jika memproduksi untuk mereka. Saya iyakan," kata Usup.

Karena cocok, pesanan pun datang diawali dengan 100 buah. Lambat laun bertambah menjadi 5.000 buah dan kini menembus 11.000.

Sampai sekarang, pesanan dari konsultan kesehatan itu masih terus berjalan. Tiap bulan tak kurang dari 6.600 mi rumput laut terjual.

Adapun total kapasitas produksi di Dapur Kreatif Agar Makmur sebanyak 15.000 buah. Mi kristal rumput laut olahan dijual Rp 15.000 untuk ukuran mangkuk 7 gram. Sedangkan dalam wadah plastik ukuran 30 gram dilepas pada harga Rp 30.000.

Berdayakan masyarakat sekitar

Ucup menyebut, bisnis rumput laut sangat menggiurkan. Sebab, hanya memerlukan satu kali tanam. Sedang masa panennya tiap dua bulan dengan jumlah panen sekitar dua ton. Selain itu, hampir tak ada hama.

Anggota Koperasi Mina Agar Makmur, mencapai 76 orang dengan mitra yang tersebar dari Bekasi hingga Indramayu. Produksinya 200-500 ton per bulan.

"Bisa juga dipadu dengan bandeng atau udang windu," kata Usup.

Dari rumput laut, sejumlah masyarakat pun turut berdaya. Ada 23 orang yang bekerja padanya. Rinciannya 15 orang untuk pengepakan, 4 orang penjemur, dan 4 orang di divisi biostimulan.

Ia menyebut ada satu keluarga yang hidup dari rumput laut. Sang suami menjadi buruh panen, dan sang istri menjadi buruh jemur.

Dalam sehari mereka bisa memanen dan menjemur 120 kilogram rumput laut. Jika dikalikan Rp 1.800, suami istri itu bisa memperoleh Rp 200 ribu setiap hari.

"Asal mau, sehari minimal bisa dapat sekitar Rp 150 ribu," kata Usup.

Bahkan saat pandemi Covid-19, ia tetap berdaya berkat rumput laut dan produk olahannya. Bahkan ada permintaan rumput laut ke India pun ia tolak lantaran jumlah permintaan melampaui kapasitas produksinya.

Raih penghargaan local hero

Wazirul Lutfhi, Headcom Relation and CID Zona 7 Pertamina EP mengatakan, Usup pernah memenangkan penghargaan Juara 1 Local Hero Pertamina pada tahun 2018.

"Ia juga pernah membawa PT Pertamina EP Tambun Field meraih PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama tiga tahun berturut-turut, mulai 2018 hingga 2020," kata Wazirul.

Pertamina EP Tambun Field, kata Wazirul, mengenal Usup sejak 2015. Saat itu, Usup merupakan petambak di Desa Tambaksari yang menekuni budidaya rumput laut dengan sistem polikultur. Artinya dalam satu tambak berisi rumput laut, ikan bandeng, dan udang.

"Saat itu tidak banyak petambak yang menerapkan sistem ini walaupun menguntungkan," kata Wazirul.

Dengan menggandeng Usup, PT Pertamina EP Tambun Field mengajak masyarakat membentuk Koperasi Mina Agar Makmur, sebuah kelompok budidaya rumput laut.

Selain melakukan pendampingan, PT Pertamina EP juga memberikan bantuan gudang rumput laut, mesin press rumput laut, mesin pembuat pakan ikan, dan infrastruktur untuk Dapur Kreatif Agar Makmur.

"Selain itu juga bantuan karoseri untuk memasarkan produk rumput laut olahan," kata Wazirul.

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang, Supriadi mengatakan, budidaya rumput laut di Karawang diprediksi bakal semakin melesat. Sebab, masyarakat kini semakin menggemari makanan sehat dari rumput laut.

"Rumput laut ini akan tren ke depan," kata Supriadi.

https://bandung.kompas.com/read/2024/10/31/221250578/kenalan-dengan-usup-supriatna-pencetus-mi-kristal-rumput-laut-dari-karawang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com