Banjir merendam puluhan rumah di dua kampung, yakni Kampung Blok Desa dan Kampung Muara. Warga disibukkan dengan membersihkan rumah mereka yang terdampak banjir.
Eneng Sulastri (48), warga Kampung Blok Desa, menyatakan, banjir kali ini merupakan yang terparah.
“Biasanya, Kampung Blok Desa hanya tergenang luapan sungai Citalugtug setinggi 50 sampai 70 sentimeter. Tapi semalam, banjir mencapai 2 meter, dan arusnya sangat deras,” katanya.
Eneng juga menyebutkan, Kampung Blok Desa memang langganan banjir. Kejadian banjir terbesar yang ia ingat terjadi pada 2005.
“Sudah tiga kali kejadian banjir besar, tapi ini yang paling besar,” jelasnya.
Hampir semua barang di rumah Eneng tak selamat. Ia mengutamakan keselamatan diri saat banjir datang dengan cepat. “Saya enggak sempat menyelamatkan barang-barang, air langsung masuk. Saya langsung keluar rumah,” ungkapnya.
Untungnya, petugas gabungan berhasil mengevakuasi Eneng dan keluarganya ke gedung sekolah. “Pas kejadian saya kaget. Langsung lari dan ngumpul di SMK Pratama Adi,” tambahnya.
Anin Nandini (30), warga Kampung Muara, mengatakan air mulai surut sekitar pukul 01.00 WIB. Sebagian warga langsung membersihkan rumah.
“Kami yang tidak punya lantai dua terpaksa bertahan di atap selama beberapa jam, menunggu air turun. Sebagian lagi pergi ke rumah warga yang punya lantai dua,” kata Anin.
Hingga siang, bantuan logistik belum datang. Namun, petugas telah menyediakan peralatan untuk membersihkan rumah, seperti pompa sedot dan sapu.
“Kami butuh bantuan logistik seperti makanan berat dan ringan, perlengkapan istirahat, serta perlengkapan bayi,” ujar Anin.
Kampung Muara, yang terletak dekat aliran anak Sungai Banjaran, menjadi titik terparah.
Rumah warga yang berdempetan dengan sungai langsung terendam saat air naik dengan cepat.
“Setelah hujan deras, air langsung naik. Mulai dari yang jernih sampai membawa lumpur,” kata Anin.
Pembangunan tenda darurat di Kampung Muara sulit dilakukan karena rumah-rumah warga berada di dalam gang sempit.
“Untuk dapur umum mungkin bisa, tapi kami butuh pakaian. Semua pakaian basah karena banjir,” ujarnya.
https://bandung.kompas.com/read/2024/11/07/082758578/banjir-besar-di-kabupaten-bandung-warga-sampai-selamatkan-diri-ke-atap