Salin Artikel

Mobil Kijang Terbakar di SPBU Tasikmalaya, Diduga karena Korsleting

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebuah mobil Toyota Kijang tahun 90-an terbakar saat terparkir di tempat istirahat SPBU Jalan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Rabu (13/11/2024).

Kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik pada sistem audio mobil yang ditinggalkan pemiliknya untuk beristirahat.

"Dugaan sementara kebakaran mobil akibat korsleting listrik audio mobil. Korban sekaligus sopir dan pemilik mobil mengalami luka bakar di kedua tangannya," jelas Panit Reskrim Polsek Singaparna Polres Tasikmalaya, Aipda Dwi Santoso di lokasi kejadian, Rabu siang.

Dwi menambahkan, dalam mobil terdapat tabung gas elpiji milik korban, namun dalam keadaan kosong.

Korban mengalami luka saat berusaha menyelamatkan tas miliknya yang ludes terbakar di dalam mobil.

"Tangannya terbakar saat mau bawa tas berisi KTP, uang, dan identitas lainnya. Tapi, keburu membesar dan tak selamat dari api barang-barangnya," ujar Dwi.

Petugas Inafis Polres Tasikmalaya segera memeriksa lokasi kejadian, yang berada tidak jauh dari Markas Polres Tasikmalaya.

Beberapa barang bukti, seperti bekas audio mobil yang terbakar dan tabung gas, dibawa untuk proses penyelidikan.

"Kalau jelasnya nanti akibat apa, sesuai hasil penyelidikan. Dugaan awal kerugian mencapai Rp 35 juta," kata Dwi.

Sementara itu, korban sekaligus pemilik mobil, Rudianto, mengaku membetulkan audio mobil malam sebelum kebakaran.

Mobil tersebut diparkir di bagian belakang SPBU untuk beristirahat sejenak setelah menempuh perjalanan jauh dari rumahnya di Puspahiang ke Singaparna.

Tak lama setelah keluar mobil, warga lainnya yang sedang mengisi bahan bakar berteriak histeris melihat api yang muncul dan terus membesar dari arah mobilnya.

"Saya lari dan berupaya membawa tas saya, tapi tak bisa, api keburu besar. Tangan kena bakar jadinya. Terus tadi ada ledakan keras sebelum api besar sekali," kata Rudianto.

Petugas SPBU segera bereaksi dengan menyemprotkan alat pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang terus membesar.

Momen tersebut terekam dalam video dan menyebar luas di media sosial. Video itu membuat geger masyarakat.

"Untungnya saya parkir jauh di belakang tempat istirahat dan tidak dekat dengan mesin pengisian bahan bakar. Lagi banyak orang memang tadi," ujar Rudianto.

Api akhirnya dapat dipadamkan, namun seluruh barang di dalam mobil, termasuk mobilnya, ludes terbakar.

Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan petugas kepolisian telah datang untuk penyelidikan.

"Ya bagaimana lagi, sudah musibah kayak gini, Pak," pungkas Rudianto.

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/13/152219978/mobil-kijang-terbakar-di-spbu-tasikmalaya-diduga-karena-korsleting

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com