Salin Artikel

Cara Kampung Token Ciamis Jaga Lingkungan dan Tradisi Lewat Listrik

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Berbagai upaya pemerintah mendukung pelestarian budaya lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di kampung terpencil terus dilakukan. 

Seperti kehadiran Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberikan listrik gratis ke wilayah terpencil di Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. 

PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat pun meresmikan wilayah di perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah itu sebagai Kampung Token pada 16 Oktober 2024. 

Butuh waktu 1,5 jam memakai motor menuju lokasi Kampung Kuta dari kawasan perkotaan Ciamis, yang terbentang jarak 45 kilometer. 

Kampung Kuta berbatasan dengan Dusun Cibodas di sebelah Utara Ciamis, Dusun Margamulya di sebelah Barat dan Sungai Cijolang sebagai batas dua provinsi. 

Kampung dengan luas 97 hektar itu terbagi beberapa bagian, mulai dari pemukiman warga, kawasan hutan keramat, lahan patilasan, pesawahan, dan lahan perkebunan. 

"Kampung adat kami masih dilandasi kearifan lokal dengan memegang budaya atau pamali. Salah satunya dilarang membangun rumah dari tembok. Semua rumah berbentuk panggung dari kayu dan atap pakai ijuk," tutur Ketua Adat Kampung Kuta, Warsim, Selasa (12/11/2024). 

Warsim mengaku, sejak diresmikan sebagai kampung token oleh PLN, aktivitas warga sehari-hari semakin mudah karena ada listrik. 

Mulai dari belajar anak-anak, wirausaha, hiburan, hingga akses warga terhadap informasi dari luar daerah. 

Selama ini, biaya token listrik warga dibayar hanya dengan setiap kepala keluarga menyetor sampah organik ke pengelola di kampung. 

Sampah itu diolah warga kemudian dijadikan pupuk organik untuk dijual. Hasil penjualannya dikumpulkan untuk dibelikan token listrik yang disalurkan ke setiap rumah di Kampung Kuta. 

"Jadi hasil penjualan pupuk yang diolah dari sampah organik itu akan dikonversi jadi token listrik yang diinputkan ke tiap rumah warga," kata Warsim. 

Selama ini kekompakan warga yang masih memegang adat istiadat leluhur memudahkan aplikasi bayar token listrik pakai sampah di kampungnya. 

Bahkan, warga kampung terbantu menghemat biaya pengeluaran sehari-hari tanpa terbebani beli token listrik.

Kemudian, lingkungan kampung terus terjaga kebersihan dan keasriannya, karena sampahnya jadi alat tukar untuk beli token. 

"Jadinya berkesinambungan, lingkungan bersih karena warga rajin bersih-bersih. Sampahnya soalnya jadi alat bayar beli token listrik. Masyarakat Kampung Kuta dapat lebih fleksibel mengatur anggaran rumah tangganya, tanpa terganggu anggaran listrik," beber dia. 

PLN sengaja memilih Kampung Adat Kuta Ciamis, sebagai penerima bantuan infrastruktur terintegrasi listrik gratis tahun 2024. 

Karakter budaya masyarakat dan adat istiadatnya yang masih terjaga jadi pertimbangan khusus, di samping lokasinya di kampung terpencil kawasan hutan. 

Selain memasang instalasi baru dan tambahan daya listrik gratis bagi 16 rumah, PLN memperbaiki sambungan listrik bagi 79 rumah. 

Kemudian upaya mendukung kepedulian kesejahteraan masyarakatnya, diberikan peralatan pembuatan gula semut dan pemberdayaan UMKM ciri khas kampung setempat. 

Soalnya, gula semut dari gula aren di kampung itu menjadi mata pencaharian masyarakat yang mengandalkan hasil alam air nira dari pohon aren. 

Peran Penting listrik di kampung terpencil

General Manager PLN UID Jabar, Susiana Mutia mengatakan, pentingnya peran PLN dalam mendukung komunitas lokal melalui program-program pemberdayaan yang berkelanjutan. 

“Listrik merupakan salah satu kebutuhan vital masyarakat yang pemanfaatannya dapat mendorong pembangunan di berbagai sektor. Program TJSL PLN ini merupakan bentuk nyata kontribusi PLN dirancang untuk memberikan manfaat jangka panjang, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan bagi masyarakat Kampung Adat Kuta (Ciamis), " jelas Susiana di Tasikmalaya, Selasa (12/11/2024). 

Susiana menambahkan, masuknya listrik membuat masyarakat bahagia karena bisa dipakai belajar, hiburan, dan lebih produktif dalam bekerja.  

Seperti pembuatan gula semut, produk unggulan kampung tersebut. Kini produksi gula semut berbagai varian itu menggunakan mesin.  

"Semua bantuan PLN tersebut terintegrasi dan bersifat berkelanjutan. Dengan memadukan elemen modern dan tradisional, diharapkan PLN dapat membantu Desa Adat Kampung Kuta terus berkembang tanpa kehilangan identitas budayanya," ujar dia. 

Sinergi teknologi dan adat istiadat

Kehadiran listrik membuat tempat tersebut dikenal sebagai kampung token. Mayoritas mereka mengadopsi sistem PLN Prabayar dengan isi token untuk memudahkan mengatur pemakaian listrik sesuai kebutuhan. 

"PLN UID Jawa Barat telah memastikan seluruh pelanggan di Desa Adat Kampung Kuta menggunakan listrik prabayar sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengontrol penggunaan energi mereka dengan lebih baik dan efisien. Hal ini juga sejalan dengan tujuan PLN untuk memberikan layanan listrik yang modern, aman, dan berkelanjutan," kata dia. 

Meski demikian, masuknya listrik selama ini tak menghilangkan nilai-nilai lokal yang telah membudaya sebagai ciri khas kampung itu. 

Masyarakat menjadi lebih bahagia dan dimudahkan dalam berbagai kegiatannya tanpa harus menganggu kebiasaan turun temurun leluhurnya. 

“Kampung Kuta adalah salah satu contoh sukses bagaimana teknologi dapat bersinergi dengan kehidupan tradisional tanpa menghilangkan nilai-nilai lokal," ujar dia. 

Sementara itu, para tokoh masyarakat kampung adat Kuta Ciamis pun sangat mengapresiasi peranan pemerintah lewat PLN hadir di pelosok. 

Kolaborasi ini mencerminkan sinergi kuat antara PLN, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam upaya menjaga warisan budaya dan mendukung pembangunan berkelanjutan. 

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/13/155120378/cara-kampung-token-ciamis-jaga-lingkungan-dan-tradisi-lewat-listrik

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com