Salin Artikel

PNS Tasikmalaya Liburan ke Thailand, Bappelibangda: Uang Pribadi Bukan APBD

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Tasikmalaya, Dudi Mulyadi menjelaskan, liburan ke Thailand yang diikutinya dan 30 pegawai beserta keluarganya dibiayai uang pribadi.

Liburan tersebut merupakan hasil tabungan kolektif yang direncanakan sejak awal tahun.

Dudi menegaskan, tidak ada dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang digunakan untuk perjalanan ini, dan semua pegawai yang berangkat telah mendapatkan izin cuti.

"Saya baru 3 bulan jadi Plt. Anak-anak sudah merencanakan sejak awal tahun untuk liburan sambil menabung pribadi kolektif. Kalau saya lebih menjaga kekompakan. Anak-anak punya inisiatif, mungkin yang pertama bukan anggaran dan bukan kegiatan dari APBD," jelas Dudi kepada Kompas.com di gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (19/11/2024).

Dudi juga mengonfirmasi bahwa total peserta liburan ke Thailand berjumlah 42 orang. Selama liburan, beberapa pegawai di kantornya tetap bekerja seperti biasa.

"Saya juga bayar sendiri pribadi, kepaksa. Kalau memang ada salah persepsi, mungkin kita juga seolah-olah karena saya juga tidak tahu, jadi ramai. Itu mah inisiatif, dan sebetulnya kebetulan katanya ada promo. Karena uang sendiri mereka semua hasil menabung lama selama setahun," tambah Dudi.

Sebelum keberangkatan, Dudi mengaku dimintai pertimbangan oleh para pegawainya mengenai rencana liburan tersebut.

Ia memutuskan untuk berangkat dengan mempertimbangkan izin cuti yang telah didapat dari pimpinan dan memastikan tidak menggunakan anggaran pemerintah.

"Saya sih kalau bukan duit negara, yang penting ada izin cuti. Soalnya apa? Sekarang kalau cuti lebih tiga hari itu TPP dipotong, tapi kalau cutinya tiga hari tidak. Betul saya bawa istri dan bayar sendiri sama," kata Dudi.

Dudi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pegawai yang selalu kompak dan semangat dalam bekerja.

Ia menekankan pentingnya budaya menabung secara pribadi untuk kebersamaan tanpa mengganggu APBD atau menyalahgunakan kewenangan.

"Saya waktu itu gak tega jujur saja, anak-anak (pegawai) sudah menabung sejak lama untuk liburan itu. Pas saya masuk tiga bulan kemarin, saya diberitahu, ayo pak ikut kita, gitu. Tapi kalau ongkosnya uang sendiri, dan tak sedikit pun pakai uang APBD," tuturnya.

Pernyataan Dudi juga didukung oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Asep Gofarulloh. Ia menegaskan, kegiatan pegawai Bappelitbangda ke Thailand murni liburan dengan menggunakan uang pribadi, bukan APBD.

Asep juga memastikan bahwa izin cuti telah diperoleh beberapa hari sebelum keberangkatan.

"Kemarin sudah diklarifikasi, dicek, itu uang pribadi dan liburan bersama. Jadi bukan kegiatan bersumber dari APBD. Kalau izin, sudah ada sebelumnya," kata Asep di kantornya, Selasa siang.

Kepala Inspektorat Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi, juga membenarkan bahwa hasil penelusuran awal menunjukkan bahwa kegiatan ke Thailand tidak menggunakan anggaran APBD.

Meskipun keberangkatan dilakukan pada hari kerja, semua pegawai telah mendapatkan izin dari atasan.

"Telah menelusuri awal. Barangkali mengaku non APBD. Hanya ada betul waktu dinas yang terpakai. Kalau ada segala macam izin atau cuti, itu tak jadi masalah," ungkapnya pada Selasa sore.

Sebelumnya, rombongan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bappelitbangda Kota Tasikmalaya berangkat ke Thailand untuk berlibur selama empat hari, dari Kamis (14/11/2024) hingga Minggu (17/11/2024).

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/19/195700078/pns-tasikmalaya-liburan-ke-thailand-bappelibangda-uang-pribadi-bukan-apbd

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com