Salin Artikel

Mengintip Pasar Minggu Kiarapayung Jatinangor, dari Tempat "Jogging", Bersepeda, hingga Ojek Kuda

Meski hanya diadakan seminggu sekali, pasar ini menawarkan beragam dagangan, mulai dari sayuran segar hingga fashion terkini.

Suasana di Pasar Minggu Kiarapayung tidak hanya dipenuhi dengan aktivitas belanja, tetapi juga berbagai kegiatan fisik yang menarik perhatian, dari jogging, bersepeda, hingga membawa anak naik ojek kuda, semua dilakukan dengan semangat.

Udara segar pagi hari yang khas pegunungan serta jalur menanjak menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan mahasiswa untuk berolahraga.

Herawati (38), seorang ibu muda asal Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, mengaku rutin menghabiskan waktu paginya dengan jogging bersama suami dan anaknya.

"Kalau saya sama suami, paling jogging dari bawah naik ke atas sini. Sampai di sini, belanja buat masak, terus tadi anak pengen naik kuda," ungkapnya saat ditemui Kompas.com di lokasi, Minggu (24/11/2024) pagi.

Pasar kaget Kiarapayung Jatinangor

Tidak hanya Herawati, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), Alfiansyah (19), juga mengaku tidak pernah melewatkan kesempatan untuk jogging di jalur tersebut setiap Minggu-nya.

"Ya, cuma lari pagi sama teman. Enak kalau pagi di sini, udaranya fresh, terus ramai juga, bisa sekalian sarapan," jelas Alfiansyah.

Nanang (25), seorang tukang ojek kuda, menambahkan bahwa pasar tumpah di lokasi ini sudah ada sejak lama.

"Pasar Minggu ini cuma ada hari Minggu saja. Sudah lama ada, saya sendiri ngojek kuda di sini baru 5 tahun terakhir. Penghasilannya ya lumayan, kalau tidak terlalu macet, dari pagi sampai siang bisa dapat Rp 300.000, paling minim dapat Rp 200.000," ujarnya.

Nanang juga mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung semakin meningkat sejak adanya obyek wisata Jans Park.

"Makin ramai sejak ada Jans Park, selalu penuh. Saya sendiri cuma hari Minggu saja mangkal di sini," tambahnya.

Di sisi lain, Ani Mulyani (36), seorang pedagang makanan ringan asal Kecamatan Sukasari, menyampaikan bahwa pasar tumpah Kiarapayung memberikan berkah tersendiri baginya.

Berjualan setiap Minggu mulai pukul 06.00 hingga siang sekitar pukul 12.00, Ani bisa meraih omzet hingga jutaan.

"Alhamdulillah, walau cuma hari Minggu, di sini mah selalu ramai. Banyak mahasiswa yang olahraga, banyak yang juga sekadar jalan-jalan, jajan ke sini. Omset sampai jutaan," ungkap Ani dengan penuh syukur.

Dengan beragam aktivitas dan semaraknya pasar tumpah Kiarapayung, setiap minggunya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa dan warga Jatinangor untuk berkumpul, berolahraga, dan menikmati berbagai kuliner yang ditawarkan.

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/24/080921378/mengintip-pasar-minggu-kiarapayung-jatinangor-dari-tempat-jogging-bersepeda

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com