Salin Artikel

Tanggul Sungai Cigede di Bandung Jebol, Puluhan Rumah Terendam

BANDUNG, KOMPAS.com - Tanggul penahan aliran Sungai Cigede yang berada di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, jebol pada Minggu (24/11/2024) sore.

Puluhan rumah di RW 17 terdampak luapan sungai tersebut, bahkan sebagian rumah rusak.

Tanggul itu jebol karena debit air meningkat akibat hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Bandung sejak siang.

Ipin Tarin (43), warga Desa Citeureup, mengatakan, tanggul itu jebol pada pukul 15.44 WIB, saat hujan mulai reda.

"Tadi siang hujan gede, tapi tanggul itu jebol sore pas reda hujannya, tiba-tiba saja, langsung masuk ke permukiman," katanya dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Tanggul yang jebol sepanjang 15 meter. Lokasinya dekat dengan permukiman warga.

Ipin menjelaskan, warga mulai siaga beberapa saat sebelum tanggul jebol. Sebab, warga sudah pernah mengalami hal itu pada Januari 2024.

"Waktu Januari mah warga enggak siaga, jadi banyak yang kaget dan kebingungan. Kalau sekarang kita siaga," ujarnya.

Meski tanggul yang jebol saat ini berbeda dengan titik tanggul yang jebol pada Januari lalu, Ipin menyebut, dampak yang dialami warga tetap sama.

Saat ini, air yang merendam permukiman warga setinggi 80 sampai 100 sentimeter.

"Ini beda lagi, deket banget dengan rumah warga titiknya tapi dampaknya tetap sama," kata dia.

Saat ini, warga yang rumahnya lantai dua memilih untuk bertahan. Sedangkan warga yang rumahnya satu lantai, sudah mulai mengungsi ke rumah saudaranya.

Kabar bohong dua korban hanyut

Kepala Kantor SAR Bandung, Hery Marantika membenarkan pihaknya sempat mendapat kabar adanya dua orang hilang akibat tanggul Sungai Cigede yang jebol.

Namun, setelah mengkonfirmasi ke pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung dan Polsek Dayeuhkolot, informasi tersebut merupakan kabar bohong.

"Saya sudah konfirmasi kepala pemangku kebijakan setempat, informasi tersebut tidak benar," katanya.

Herry meminta semua pihak agar menjaga kondusivitas di tengah bencana alam banjir yang tengah melanda beberapa titik di Kabupaten Bandung.

Tak hanya itu, ia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan informasi bohong.

"Jadi informasi itu tidak benar, saya minat seluruh pihak bekerja sama dengan baik, dan masyarakat agar berhati-hati karena memang cuaca sedang tidak mendukung," tutur dia.

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/24/212323878/tanggul-sungai-cigede-di-bandung-jebol-puluhan-rumah-terendam

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com