Ketua RW 17, Tatang Hermawan, menjelaskan puluhan rumah lain juga mengalami kerusakan sedang dan ringan. Sebanyak 337 kepala keluarga (KK) atau 608 jiwa terdampak akibat tanggul yang jebol pada Minggu (24/11/2024) sore.
"Hampir semua rumah warga di RW 17 kena. Kejadiannya dua kali, Kamis lalu tanggul di RW 7 juga jebol," ujar Tatang di lokasi, Senin (25/11/2024).
Warga yang terdampak banjir sementara waktu mengungsi di masjid terdekat. Namun, sebagian warga yang memiliki rumah bertingkat memilih bertahan di lantai dua rumah mereka.
"Alhamdulillah, pemerintah desa, camat, kabupaten, dan provinsi sudah datang memberikan bantuan dan membantu evakuasi warga," kata Tatang.
Ia berharap pemerintah Kabupaten Bandung atau pemerintah provinsi dapat memberikan solusi jangka panjang bagi warga yang tinggal dekat Sungai Cigede.
"Mungkin ke depan perlu antisipasi lebih serius. Wilayah kami masih rendah dibandingkan sungai ini," tambahnya.
Iyus Ratik, warga RT 02 RW 17, menuturkan air sungai sempat meluap sebelum tanggul jebol.
"Awalnya banjir karena air meluap. Sekitar pukul 14.30 WIB, hujan makin deras dan tanggul langsung jebol," ungkap Iyus.
Ia merasa firasat buruk saat air mulai naik dan langsung membereskan barang-barang di warungnya. Barang dagangannya ia simpan di tempat yang lebih tinggi.
"Baru selesai membereskan barang dagangan, tiba-tiba tanggul jebol. Air langsung datang dengan ketinggian lebih dari satu meter," ujarnya.
Iyus pun segera naik ke lantai dua rumahnya untuk menyelamatkan diri.
Pantauan di lapangan, sebagian warga telah dievakuasi ke SMPN 1 Dayeuhkolot, sementara yang lain mengungsi ke masjid terdekat.
Warga RW 17 terlihat sibuk membersihkan lumpur tebal yang menumpuk di lorong gang dan rumah mereka. Upaya pembersihan masih terus dilakukan di tengah harapan bantuan lebih lanjut dari pemerintah.
https://bandung.kompas.com/read/2024/11/25/142409878/tanggul-sungai-cigede-jebol-warga-dievakuasi-ke-masjid-dan-sekolah