Salin Artikel

1.619 TPS di Kabupaten Bandung, 142 Masuk Kategori Rawan Bencana

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bandung mencatat, terdapat 1.619 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tergolong kategori rawan.

Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat, Dede Sodikin mengatakan, kategori rawan tersebut terdiri dari beberapa indikator. Antara lain penggunaan hak pilih, keamanan, politik uang, netralitas penyelenggara, logistik, lokasi TPS, dan jaringan listrik di TPS.

Dede menjelaskan, 600 TPS rawan terhadap pemilih yang tidak memenuhi syarat di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), 443 TPS rawan terdapat pemilih dari Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), 168 TPS rawan pemilih dari Daftar Pemilih Khusus (DPK), dan 164 TPS yang berpotensi rawan bencana alam.

Selain itu, terdapat 98 TPS yang dekat dengan lembaga pendidikan, 59 TPS yang dekat dengan industri, 44 TPS memiliki riwayat keterlambatan logistik, dan 43 TPS berpotensi terjadi praktik politik uang saat kampanye dan masa tenang.

"Jadi sudah kami petakan melalui jajaran pengawas pemilu kami di tingkat desa/kelurahan. Kami terus maksimalkan beberapa indikator pencegahan terhadap segala potensi hambatan yang terjadi pada saat pemungutan suara," katanya saat ditemui di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/11/2024).

Dede Sodikin menyampaikan, mereka akan melakukan langkah koordinasi dan konsolidasi dengan stakeholder terkait untuk meminimalisir potensi yang terjadi, terutama potensi bencana alam, dikarenakan kondisi tahapan pemungutan dan perhitungan suara terjadi pada musim hujan.

“Maka kami akan lakukan patrol pengawasan untuk mengantisipasi berbagai hambatan dan kerawanan yang akan terjadi pada pemungutan dan perhitungan suara,” pungkasnya.

Sementara itu, data dari pihak kepolisian yang disampaikan Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Bandung, Kompol Sungkowo, terdapat 142 TPS di 19 kecamatan yang tergolong kategori rawan bencana alam, mulai dari banjir, longsor, hingga puting beliung.

1. Kecamatan Baleendah, terdapat 7 TPS yang rawan bencana longsor.

2. Kecamatan Banjaran, terdapat 1 TPS rawan bencana banjir.

3. Kecamatan Bojongsoang, terdapat 21 TPS rawan bencana banjir.

4. Kecamatan Cangkuang, terdapat 2 TPS yang rawan banjir.

5. Kecamatan Cicalengka, terdapat 3 TPS yang rawan banjir dan longsor.

6. Kecamatan Cikancung, terdapat 2 TPS yang rawan bencana banjir.

7. Kecamatan Cimaung, terdapat 1 TPS yang rawan longsor.

8. Kecamatan Cimenyan, terdapat 1 TPS rawan bencana longsor.

9. Kecamatan Ciparay, terdapat 2 TPS yang rawan bencana banjir.

10. Kecamatan Ciwidey, terdapat 3 TPS yang rawan longsor.

11. Kecamatan Kutawaringin, terdapat 7 TPS yang rawan bencana longsor.

12. Kecamatan Majalaya, terdapat 20 TPS rawan bencana banjir.

13. Kecamatan Margahayu, terdapat 7 TPS rawan bencana banjir.

14. Kecamatan Nagreg, terdapat 4 TPS rawan bencana banjir dan longsor.

15. Kecamatan Pangalengan, terdapat 4 TPS rawan banjir.

16. Kecamatan Paseh, terdapat 13 TPS rawan banjir.

17. Kecamatan Pasir Jambu, terdapat 2 TPS rawan bencana longsor.

18. Kecamatan Rancaekek, terdapat 37 TPS rawan bencana banjir dan puting beliung.

19. Kecamatan Solokanjeruk, terdapat 5 TPS rawan banjir.

https://bandung.kompas.com/read/2024/11/26/135011978/1619-tps-di-kabupaten-bandung-142-masuk-kategori-rawan-bencana

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com